Staf Khusus Presiden Tidak Tahu Soal WNI Disandera di PNG
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Staf Khusus Presiden, Lenis Kogoya, enggan menjawab pertanyaan sejumlah awak media terkait nasib dua orang warga negara Indonesia (WNI), Sudirman (28) dan Badar (30), yang diduga disandera kelompok tak dikenal di Kampung Skouwtiau, Papua Nugini.
Dia mengatakan tidak berada di lokasi kejadian, sehingga tidak berani memberi komentar terkait insiden tersebut.
Padahal, hingga berita ini diturunkan, dua WNI yang disandera tersebut belum juga dibebaskan. Pemerintah Indonesia masih terus berkoordinasi dengan otoritas Papua Nugini.
“Saya tidak berada di lapangan, jadi saya tidak bisa memberikan komentar terkait hal tersebut,” ucap Lenis kepada sejumlah awak media di Kantor Staf Khusus Presiden, Jalan Veteran 3, Jakarta Pusat, hari Selasa (15/9).
Berdasarkan data dari Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Sudirman dan Badar hilang pasca penembakan salah seorang warga bernama Kuba di Kampung Skopro, Kabupaten Keerom, pada 9 September lalu. Kuba terkena tembakan di bagian belakang kepala dan panah di tangan bagian kiri.
Diduga keduanya diculik dan dibawa ke Skouwtiau. Skopro hanya berjarak 1 kilometer dengan area perbatasan Papua Niugini. Sudirman dan Badar adalah warga asal Buton, Sulawesi Tenggara, yang berprofesi sebagai tukang kayu.
Editor : Sotyati
Penasihat Senior Presiden Korsel Mengundurkan Diri Masal
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Para penasihat senior Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, termasuk kepala...