Loading...
SAINS
Penulis: Bayu Probo 12:08 WIB | Selasa, 17 September 2013

Sudah Dua Minggu, Warga Suwon Beraktivitas Penuh Tanpa Kendaraan Pribadi

Sudah Dua Minggu, Warga Suwon Beraktivitas Penuh Tanpa Kendaraan Pribadi
Penduduk Suwon, beraktivitas tanpa kendaraan pribadi. (Foto-foto: ecomobilityfestival.org)
Sudah Dua Minggu, Warga Suwon Beraktivitas Penuh Tanpa Kendaraan Pribadi
Ecomobility festival.

SUWON, SATUHARAPAN.COM – Sudah setengah bulan perayaan EcoMobility World Festival, lingkungan HaengGung-dong di Suwon masih 95 % bebas mobil.

Statistik terbaru mengonfirmasi bahwa lebih dari 310.000 pengunjung telah menginjakkan kaki di lingkungan ekomobil untuk mencoba kegiatan unik yang berlanjut sampai akhir September. Pengunjung EcoMobility World Festival (Festival Dunia Eko-Mobilitas) dapat menguji kendaraan ramah lingkungan yang unik, mengambil bagian dalam berbagai lokakarya, tur, acara bincang-bincang, dan pertunjukan budaya dan bisa mengintip ke kota ekomobil masa depan.

European Mobility Week Diluncurkan Saat Festival Mencapai Setengah Waktu

Saat European Mobility Week (Minggu Mobilitas Eropa)dimulai pada 15/9 di seluruh Eropa, lebih dari 8.000 km darinya acara bulan mobilitas berkelanjutan sudah setengah jalan berlangsung. Yaitu, acara yang pertama kali diselenggarakan ICLEI dan UN-Habitat, Festival Dunia Eko-Mobilitas, yang berlangsung di Suwon, Korea Selatan.

ICLEI-Local Governments for Sustainability, didirikan pada 1990 dengan nama International Council for Local Environmental Initiatives (Dewan Internasional untuk Inisiatif Lingkungan Hidup Daerah), adalah asosiasi internasional berbagai pemerintah lokal dan organisasi pemerintah daerah nasional dan regional yang telah membuat komitmen untuk pembangunan berkelanjutan.

Asosiasi ini didirikan oleh 200 pemerintah daerah dari 43 negara saat berkumpul di konferensi perdana, Kongres Dunia Pemerintah Daerah untuk Masa Depan yang Berkelanjutan, di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada September 1990. Hari ini, lebih dari 1200 kota, kota, kabupaten, dan asosiasi mereka di 84 negara menjadi  anggota ICLEI.

UN-Habitat, adalah badan PBB untuk pemukiman manusia. Hal ini diamanatkan Majelis Umum PBB untuk mempromosikan secara sosial dan lingkungan kota-kota yang berkelanjutan dengan tujuan menyediakan tempat penampungan yang memadai untuk semua.

Festival ini terkonsentrasi pada lingkungan HaengGung-dong yang berkomitmen bebas mobil selama sebulan di daerah seluas 63 lapangan sepak bola dengan 4.300 penduduk.

Walikota Suwon menandatangani piagam Mobility Week (Minggu Mobilitas)pada Mei mengonfirmasi niat Suwon ambil bagian bersama 2.000 kota lain berpartisipasi pada 2013. Minggu Mobilitas Eropa mendorong untuk ide-ide partisipatif dan inovatif tentang cara kita bisa secara berkelanjutan, membuat orang bergerak di sekitar kota. Juga, undangan pada masyarakat untuk menemukan apa contoh yang lebih baik daripada Suwon untuk menunjukkan seberapa baik kita dapat mencapai kondisi kita bisa bergerak secara ramah lingkungan.

Jutaan euro (puluhan miliar rupiah) dikucurkan untuk mengubah lingkungan HaengGung-dong pada puncak di Festival Dunia Eko-Mobilitas.  Perubahannya mencakup pembangunan jalur-jalur bagi pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengguna kendaraan alternatif  berkelanjutan yang menarik. Sekitar 500 pemimpin kota internasional—termasuk Palembang, Surakarta, Yogyakarta, dan Bogor—pakar perkotaan, dan pebisnis kendaraan,  bergabung dengan warga telah menenggelamkan diri dalam eksplorasi kehidupan nyata kehidupan kota dengan menggunakan moda transportasi alternatif berkelanjutan.

Jeongjo-ro, salah satu jalur utama paling ramai di lingkungan Festival menjadi zona larangan mobil. Sebab,  jalan dialokasikan untuk memudahkan sirkulasi bus dan kendaraan ekomobil. Sekitar Jalan  Hwaseomun telah diperbarui menjadi surga pejalan kaki dengan upgrade permukaan jalan dimeriahkan dengan berbagai acara budaya. Festival ini bertujuan untuk memicu imajinasi warga mengenai penggunaan alternatif tak terbatas ruang publik ketika mobil akan dihapus.

Dengan sisa dua minggu, berbagai pertanyaan sudah ditujukan para pejabat kota. Bagian festival mana yang dapat dipertahankan setelah upacara penutupan berakhir. Dan, bagaimana pelajaran dari bulan Eko-mobilitas yang disimulasikan di Suwon dapat diterapkan pada kehidupan nyata. Dengan keputusan akhir terhadap apa saja yang dapat diterapkan pasca-festival dipasrahkan kepada warga, segera kita tahu sampai sejauh mana festival tersebut berhasil menggeser pola pikir mobil-sentris dan mengubahnya menjadi budaya mobilitas baru bagi generasi berikut warga Suwon. (ecomobilityfestival.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home