Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 06:29 WIB | Kamis, 19 Mei 2016

Sungai Ciliwung Belum Tepat Dijadikan Alternatif Transportasi

Ilustrasi. Sodetan Sungai Ciliwung yang berada di wilayah Kampung Pulo, Jakarta Timur. (Foto: Dok. satuharapancom/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai Sungai Ciliwung belum tepat dijadikan salah satu sarana transportasi alternatif bagi warga Ibu Kota mengingat kondisinya masih tidak layak dan waktu tempuh lebih lambat dibandingkan kendaraan darat.

“Kalau dilihat jamnya enggak cocok. Masih lebih cepat (transportasi) darat. Pakai bus lebih cepat,” kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, hari Rabu (18/5).

Menurut dia, kawasan Sungai Ciliwung salah satunya di Condet, Jakarta Timur lebih tepat untuk dijadikan tempat wisata sungai karena memiliki tebing yang bagus. Oleh karena itu, dia memastikan tidak akan memasang sheet pile sepanjang delapan hingga sembilan kilometer karena ada batu cadas yang bagus.

Ahok menyusuri Sungai Ciliwung pada hari Rabu (18/5) pagi ini dengan didampingi oleh Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Teuku Iskandar dan Dandim 0505 Jakarta Timur Letkol Inf Iwan Setiawan.

Dalam penyusuran kali ini, Ahok beserta rombongan menggunakan 18 perahu karet yang memulai perjalanan dari kolong jembatan di Jalan T.B Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur hingga Jembatan Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Seperti yang dilansir dari beritajakarta.com, sepanjang perjalanan, sampah seperti potongan pohon bambu dan plastik menjadi pemandangan yang utama. Beberapa ada yang terdampar di pinggir sungai, teronggok di tepi daratan dekat bibir sungai dan ada pula yang tersangkut di pepohonan yang tumbuh di sepanjang Sungai Ciliwung.

Sepertinya, sampah tersebut adalah sisa kiriman banjir beberapa waktu yang lalu. Bahkan ada beberapa sampah tersangkut di dahan bambu yang tertahan di tengah kali. Selain itu, sampah berupa bongkahan kayu juga ikut tertahan di tengah kali sehingga membuat sampah-sampah kecil lainnya menumpuk di dekat kayu tersebut.

Tak hanya itu, dua rumah berlantai dua juga terlihat kokoh berdiri di tepi sungai. Bahkan, di wilayah Condet, ada satu rumah mewah yang dinding rumahnya hanya berjarak 10 meter dari bantaran sungai Ciliwung.

Sementara itu, dalam perjalanan, dinding turap baru terlihat di kawasan Kalibata, dekat komplek Badan Intelijen Negara (BIN) dengan panjang sekitar 100 meter. Selain di situ, turap juga terlihat di sisi timur Jembatan Kalibata.

Beberapa turap terlihat sudah rusak di daerah Cawang, namun di atasnya sudah dibuatkan turap baru menggunakan batu kali.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home