Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 18:38 WIB | Selasa, 05 Oktober 2021

Taliban Bunuh 13 Warga Etnis Hazara

Pejuang Taliban berpose di depan toko roti di area pasar di distrik Khenj, Provinsi Panjshir pada 15 September 2021. (Foto: dok. AFP)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Pasukan Taliban secara tidak sah membunuh 13 warga etnis Hazara, kebanyakan dari mereka adalah tentara Afghanistan yang telah menyerah kepada kelompok itu, kata sebuah kelompok hak asasi terkemuka hari Selasa (5/10).

Pembunuhan itu terjadi di desa Kahor di Provinsi Daykundi di Afghanistan tengah pada 30 Agustus, menurut penyelidikan Amnesty International. Sebelas korban adalah anggota pasukan keamanan nasional Afghanistan dan dua warga sipil, di antara mereka ada seorang gadis berusia 17 tahun.

Pembunuhan yang dilaporkan terjadi sekitar dua pekan setelah Taliban menguasai Afghanistan dalam serangan kilat, yang berpuncak pada pengambilalihan kota Kabul. Pada saat itu, para pemimpin Taliban berusaha meyakinkan warga Afghanistan bahwa mereka telah berubah dari aturan keras sebelumnya di negara itu pada akhir 1990-an.

Dunia telah menyaksikan apakah Taliban akan memenuhi janji awal mereka tentang toleransi dan inklusivitas terhadap perempuan dan etnis minoritas, termasuk etnis Hazara yang mayoritas menganut Islam Syiah.

Namun, tindakan Taliban sejauh ini, seperti pembatasan baru pada perempuan dan penunjukan pemerintahan yang seluruhnya laki-laki, telah menimbulkan kekecewaan dari masyarakat internasional.

Warga Hazara merupakan sekitar sembilan persen dari 36 juta penduduk Afghanistan. Mereka sering menjadi sasaran serangan karena mereka adalah Muslim Syiah di negara mayoritas Sunni.

Sekretaris Jenderal Amnesty, Agnes Callamard, mengatakan bahwa “eksekusi berdarah dingin ini (terhadap warga Hazara) adalah bukti lebih lanjut bahwa Taliban melakukan pelanggaran mengerikan yang sama seperti yang mereka lakukan selama pemerintahan mereka sebelumnya di Afghanistan.”

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, dan Bilal Karimi tidak menanggapi permintaan tanggapan The Associated Press.

Kelompok hak asasi mengatakan Sadiqullah Abed, kepala polisi yang ditunjuk Taliban untuk Daykundi, membantah pembunuhan telah terjadi dan hanya mengatakan bahwa seorang anggota Taliban telah terluka dalam serangan di provinsi tersebut.

Taliban menguasai Provinsi Daykundi pada 14 Agustus, menurut laporan Amnesty, dan diperkirakan 34 mantan tentara mencari keselamatan di distrik Khidir. Para prajurit, yang membawa peralatan militer dan persenjataan pemerintah, setuju untuk menyerah kepada Taliban.

Mohammad Azim Sedaqat, yang memimpin penyerahan kelompok itu, mengatur untuk menonaktifkan senjata di hadapan anggota Taliban.

Pada 30 Agustus, diperkirakan 300 pejuang Taliban tiba dalam konvoi di dekat desa Dahani Qul, tempat para anggota pasukan keamanan tinggal, dan beberapa dengan anggota keluarga, menurut laporan Amnesty.

Ketika pasukan keamanan berusaha meninggalkan daerah itu bersama keluarga mereka, para pejuang Taliban menyusul mereka dan melepaskan tembakan ke arah kerumunan, menewaskan seorang gadis berusia 17 tahun bernama Masuma. Seorang tentara membalas, menewaskan seorang pejuang Taliban dan melukai yang lain.

Taliban terus menembak ketika keluarga-keluarga itu melarikan diri, menewaskan dua tentara, menurut laporan itu. Setelah sembilan pasukan keamanan menyerah, Taliban membawa mereka ke lembah sungai terdekat dan membunuh mereka, menurut kelompok hak asasi itu.

Amnesty mengatakan pihaknya memverifikasi foto dan bukti video yang diambil setelah pembunuhan. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home