Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 10:16 WIB | Jumat, 01 Juli 2022

Taliban Gelar Pertemuan dengan 3.000 Ulama di Kabul

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid. (Foto: dok. Reuters)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Penguasa Taliban Afghanistan mengadakan pertemuan pada hari Kamis (30/6) dengan sekitar 3.000 ulama Islam dan tetua suku. Ini pertemuan untuk pertama kalinya sejak merebut kekuasaan pada bulan Agustus.

Taliban meminta mereka yang hadir dalam pertemuan itu untuk member masukan mereka tentang menjalankan negara. Namun perempuan tidak diizinkan untuk hadir.

Di sisi lain, terjadi tembakan di dekat tempat pertemuan yang dijaga ketat. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa pasukan keamanan menembaki seseorang yang diduga memiliki granat tangan, tetapi "tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Taliban, yang sepenuhnya mengunci pengambilan keputusan sejak mengambil alih negara itu, menyebut pertemuan di ibu kota Kabul sebagai forum untuk mendengar berbagai suara tentang masalah yang dihadapi Afghanistan.

Tetapi semua orang yang berpidato di majelis itu, dan, tampaknya, mayoritas hadirin adalah pejabat dan pendukung Taliban, kebanyakan ulama Islam. Perempuan tidak diizinkan untuk hadir, meskipun laporan media menyarankan pembukaan kembali sekolah perempuan akan dibahas.

Pemimpin tertinggi Taliban awal tahun ini melarang anak perempuan bersekolah setelah kelas enam dan mengeluarkan dekrit yang mengharuskan perempuan di depan umum untuk menutupi diri mereka sepenuhnya, kecuali mata mereka.

“Masalah anak perempuan (anak sekolah) adalah tantangan dan perlu diselesaikan oleh pemerintah, dan pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan permintaan masyarakat,” kata Mujahid.

Amerika Serikat dan sebagian besar komunitas internasional telah menghindari pemerintah Taliban, menuntutnya lebih inklusif dan menghormati hak-hak perempuan.

Namun, konferensi tersebut tampaknya tidak terlalu mengacu pada tekanan itu dan lebih pada upaya Taliban untuk memperkuat legitimasi mereka sebagai penguasa, pada saat mantan pemberontak berjuang untuk menangani bencana kemanusiaan Afghanistan dan terputus dari pendanaan internasional.

Gempa bumi kuat awal bulan ini yang menewaskan lebih dari 1.000 orang di Afghanistan timur semakin menggarisbawahi keterbatasan kemampuan dan isolasi Taliban.

Pertemuan itu diadakan di Aula Universitas Politeknik Loya Jirga Kabul. Loya Jirga adalah pertemuan para pemimpin suku dan tokoh terkemuka, cara tradisional Afghanistan bagi para pemimpin lokal agar keluhan mereka didengar oleh penguasa.

Namun, Taliban secara khusus tidak menyebut pertemuan itu sebagai Loya Jirga, melainkan menyebutnya “Konferensi Besar Ulama”. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home