Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 05:26 WIB | Sabtu, 10 Januari 2015

Teroris Kouachi Bersaudara Tewas dalam Serangan Polisi di Paris

Serangan pasukan Prancis akhirnyaa membunuh dua pembantai di kantor majalah Charlie hebdo. (Foto: dari bbc.co.uk)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Pasukan elite Prancis menyerbu dua lokasi pada hari Jumat (9/1), dan menewaskan dua bersaudara Kouachi di balik pembantaian di kantor majalah Charlie Hebdo. Teman jihadisnya yang ketiga yang dikenal sebagai Amedy Coulibaly (32 tahun), akhirnya juga mati setelah tertembak. dan empat sandera menjadi korban.

Para pembunuhan itu berakhir dramatis setelah tiga hari menebar teror dan ketegangan tinggi yang dimulai pada hari Rabu (7/1) ketika Kouachi bersaudara dengan senjata berat menyerbu masuk ke kantor majalah satir dan membantai beberapa kartunis paling dicintai di Perancis.

Tembakan dan ledakan terdengar, dan lima orang, termasuk pria bersenjata itu, ditemukan meninggal setelah terjadinya serangan terhadap sebuah supermarket Yahudi di timur  kota Paris dan beberapa sandera dibebaskan, kata sumber-sumber keamanan.

Orang bersenjata yang berada di tempat pengepungan kedua kepada televisi Prancis mereka mengatakan bertindak bersama-sama atas nama Al-Qaeda di Yaman dan kelompok Islamic State (IS) atau Negara Islam.

Tujuh orang, termasuk tiga polisi, terluka dalam serangan di supermarket dengan petugas membebaskan beberapa sandera yang ketakutan akibat dalam tembak-menembak. "Ini perang!" seorang ibu menjerit sambil menarik putrinya untuk pergi.

Seorang wartawan AFP melihat setidaknya satu tubuh terbaring di tempat, dan pintu kaca geser toko itu benar-benar hancur.

Klimaks yang dramatis mengakhiri 53 jam teror yang dimulai ketika dua bersaudara membantai 12 orang di kantor majalah satir Charlie Hebdo dalam serangan paling berdarah di Perancis dalam setengah abad ini.

Mingguan Charlie Hebdo telah berulang kali diserang jihadis setelah menerbitkan kartun Nabi Muhammad yang membuat marah mereka. Dan serangan itu membuat Prancis berduka karena kehilangan 17 orang, serta 20 orang terluka.

Ancaman Belum Berakhir

Supermarket Amedy Coulibaly, tempat kedua penyerang bersembunyi, mengatakan kepada televisi Prancis bahwa dia adalah seorang anggota dari kelompok ekstrimis Negara Islam dan telah berkoordinasi dengan salah satu dari orang-orang bersenjata yang menyerang Charlie Hebdo, Cherif Kouachi, dan mengatakan kepada televisi bahwa dia didukung dan dibiayai oleh Al-Qaeda di Yaman.

Diungkapkan oleh BFMTV, penyerang di supermarket itu tidak menutup telepon setelah berbicara dengan wartawan, yang memungkinkan polisi mendengar dia. Dan ketika dia melakukan sembayang malam, polisi menyerbu gedung itu.

Presiden Prancis, Francois Hollande, mengatakan setelah pengepungan berakhir, ancaman yang dihadapi Perancis "belum berakhir."

Dia menggambarkan serangan terhadap supermarket Yahudi sebagai "mengerikan dari tindakan anti-Semit" dan berkata,  "Fanatik ini tidak ada hubungannya dengan agama Islam."

Hollande mengatakan dia akan menghadiri pertemuan persatuan internasional pada hari Minggu yang diharapkan dapat menarik ratusan ribu termasuk para pemimpin Jerman, Italia dan Inggris.

Kekhawatiran Serangan Massal

Sebelum terpojok, para tersangka telah membajak sebuah mobil dari seorang wanita yang mengatakan mereka mengaku sebagai saudara.

Serangan spektakuler dilakukan karena mereka berdua telah ada dalam daftar pengawasan Amerika Serikat sebagai teroris  "selama bertahun-tahun".

Karena ada kekhawatiran mereka juga merencanakan serangan lain, kepala badan intelijen dalam negeri Inggris MI5 memperingatkan bahwa militan Islam berencana melakukan "serangan dengan korban massal terhadap Barat" dan bahwa badan intelijen mungkin mampu untuk menghentikan mereka.

Dua penyerang itu adalah Cherif Kouachi, 32 tahun dan Said Kouachi, 34 tahun. Cherif adalah seorang jihadis dikenal yang dihukum pada tahun 2008 karena terlibat dalam jaringan pengiriman pejuang ke Irak.  Said telah "secara resmi diidentifikasi" sebagai penyerang utama dalam pertumpahan darah hari Rabu.

Seorang pejabat pemerintah senior AS mengatakan kepada AFP bahwa salah satu dari dua bersaudara diyakini telah dilatih dengan Al-Qaeda di Yaman. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home