Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 14:55 WIB | Senin, 04 Mei 2015

Teroris Pembuat Bom Paling Dicari Filipina Tewas

Absul Basit Usman tewas dalam baku tembak di Maguindanao, Minggu (3/5).

FILIPINA, SATUHARAPAN.COM - Angkatan Bersenjata Filipina (Armed Forces of the Philippines/AFP) mengonfirmasi laporan yang menyatakan bahwa Absul Basit Usman tewas dalam baku tembak di Maguindanao, Filipina, Minggu (3/5).

Laporan tentang tewasnya pembuat bom itu terungkap dalam pertemuan antara AFP dengan pejuang dari The Moro Islamic Liberation Front, Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di kota Guindulungan di Maguindanao. Kedua belah pihak membenarkan hal ini pada Senin (4/5).

Menurut AFP, mereka telah memiliki bukti berupa foto dari potongan tubuh, yang diidentifikasi sebagai Usman.

Dalam konferensi pers, Kepala AFP, Jenderal Gregorio Catapang mengatakan ia masih menunggu hasil forensik dari pasukan tentara terhadap tubuh Usman supaya bisa mendapatkan sampel DNA untuk diketahui identitasnya.

Catapang mengatakan ia akan merekomendasikan sampel DNA dikirim ke Amerika Serikat untuk pengujian dan identifikasi, karena pemerintah baru melakukan pemeriksaan sampel DNA yang diambil dari Zulkifli bin Hir, alias Marwan, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan polisi 25 Januari yang lalu.

Catapang mengatakan kematian Usman adalah kemunduran besar bagi Bangsamoro Islamic Freedom Fighters, Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (BIFF), yang telah memanjakan Usman dan Marwan untuk waktu yang lama.

Juga pada hari Senin, MILF membenarkan kematian Usman melalui Toks Upam, petugas penghubung Komite Koordinasi MILF pada Penghentian Permusuhan (CCCH).

Upam membuat konfirmasi tentang kematian tersebut dalam pertemuan singkat dengan Walikota Midpantao Midtimbang Guindulungan. Disebutkan, baku tembak berlangsung pada  sekitar pukul 11:50 di Barangay Muti, sebuah desa pegunungan di Guindulungan.

Usman dan kelompoknya masuk dalam baku tembak dengan kelompok MILF yang dipimpin oleh Komandan Barok. Sementara kelompok Moro merupakan milik Pangkalan Komando 118, yang dipimpin oleh Komandan Wahid Tundok.

Pihak militer mengatakan tempat pertemuan berada di dekat kamp Afghanistan, tempat penampungan sementara bagi anggota MILF yang secara sukarela mengosongkan rumah  selama operasi penegakan hukum yang dilakukan terhadap BIFF setelah bentrokan Mamasapano.

AFP mengatakan para anggota MILF yang sementara tinggal di kamp, bergegas ke tempat kejadian dan menemukan mayat, termasuk di antaranya senapan mesin M60, roket granat, dan senapan Bushmaster.

Sumber-sumber militer percaya bahwa ada pertikaian antara pengikut Usman yang dipicu oleh persoalan dana 1 juta dolar atau sekitar Rp 13 miliar dari pemerintah AS bagi yang dapat mengenakan kepalanya.

AFP membenarkan laporan bahwa Usman menjadi percaya kepada beberapa anak buahnya sendiri setelah serangkaian pertemuan antara AFP dan kelompoknya dalam dua bulan terakhir.

AFP berjanji untuk mempublikasikan foto-foto mayat Usman untuk menunjukkan bukti kematiannya.

Catapang mengatakan jika memang benar bahwa MILF berada di balik pembunuhan Usman, itu menjadi tanda ketulusan kelompok tersebut untuk melanjutkan proses perdamaian. (cnnphilippines.com)

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home