Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:02 WIB | Senin, 22 Mei 2023

Timor Leste Gelar Pemilu Parlemen, Fretilin dan CNRT Bersaing Ketat

Petugas pemilu membantu seorang pria berkursi roda untuk memberikan suaranya di tempat pemungutan suara selama pemilihan parlemen di Dili, Timor Leste, Minggu, 21 Mei 2023. Timor Leste pada hari Minggu mengadakan pemilihan parlemen kelimanya sejak merdeka pada tahun 2002. ( Foto: AP/Lorenio L.Pereira)

DILI, SATUHARAPAN.COM-Penghitungan suara sedang berlangsung dalam pemilihan parlemen Timor Leste pada hari Minggu (21/5) dengan dua mantan pejuang kemerdekaan dipertimbangkan untuk jabatan perdana menteri.

Dua partai politik utama: Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka, atau Fretilin, dan oposisi Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor, atau CNRT, diyakini bersaing ketat untuk mendapatkan 65 kursi Parlemen Nasional. Sebanyak 17 partai ikut dalam pemilihan umum.

Tidak ada partai yang membentuk koalisi pra pemilihan, tetapi analis mengatakan CNRT, sebuah partai yang dipimpin oleh mantan perdana menteri dan pemimpin kemerdekaan Xanana Gusmao, diunggulkan untuk menang setelah kampanye presiden yang sukses pada tahun 2022 yang menampilkan kandidatnya, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Jose Ramos -Horta, kembali ke kantor.

“Saya yakin CNRT akan memenangkan mayoritas kursi di Parlemen kali ini dan saya siap menjadi perdana menteri demi kemakmuran dan keadilan rakyat,” kata Gusmao usai memberikan suaranya di Dili, ibu kota.

Pemungutan suara ditutup pada pukul 15:00, dan penghitungan suara dimulai di 1.500 tempat pemungutan suara di seluruh negara kecil itu. Hasil awal mungkin tidak diketahui hingga hari Rabu.

“Jika kami menang, itu adalah kemenangan rakyat Timor Leste,” kata pemimpin Fretilin, mantan Perdana Menteri, Mari Alkatiri. “Saya meminta masyarakat menerima apapun hasil pemilu ini.”

Partai-partai diharuskan memiliki seorang perempuan di setidaknya setiap sepertiga posisi dalam daftar mereka dan kursi dialokasikan menggunakan metode dengan ambang pemilihan 4%.

Fretilin dan CNRT saling menyalahkan selama bertahun-tahun atas kelumpuhan politik Timor Leste.

Pada tahun 2018, Presiden Francisco “Lu Olo” Guterres saat itu dari Fretilin menolak untuk mengambil sumpah sembilan calon anggota Kabinet dari CNRT. Kebuntuan tersebut menyebabkan pengunduran diri Perdana Menteri, Taur Matan Ruak, pada Februari 2020, tetapi dia setuju untuk bertahan sampai pemerintahan baru terbentuk.

Koalisi pemerintahannya saat ini terdiri dari Fretilin, Partai Pembebasan Rakyat yang dipimpinnya, dan partai Khunto yang berbasis di pedesaan.

Bekas jajahan Portugis itu berada kemudian dalam pemerintahan Indonesia, kemudian memperoleh kemerdekaan setelah referendum yang disponsori oleh PBB pada tahun 1999.  Transisi ke demokrasi sangat sulit, dengan para pemimpin memerangi kemiskinan, pengangguran, dan korupsi yang masif.

Perekonomian Timor Lorosa'e bergantung pada berkurangnya pendapatan minyak lepas pantai. Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini memberikan status pengamat kepada Timor Leste sebelum menjadi anggota ke-11 blok regional tersebut.

PBB memperkirakan bahwa hampir separuh penduduk Timor Lorosa'e hidup di bawah garis kemiskinan ekstrim dengan pendapat US$1,90 per hari, dan bahwa 42 dari setiap 1.000 bayi meninggal sebelum ulang tahun kelima mereka karena malnutrisi. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home