Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 20:47 WIB | Kamis, 16 Januari 2014

Tingkat Polusi Udara di Beijing Berbahaya

Wisatawan mengunjungi Lapangan Tiananmen saat polusi yang terjadi sangat parah (31/1) di Beijing, China. (Foto oleh Feng Li / Getty Images)

BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Gedung pencakar langit dikepung asap berwarna abu-abu padat pada Kamis (16/1) gelombang pertama polusi sangat berbahaya karena memiliki partikel kecil beracun, terdaftar lebih dari belasan kali tingkat polusi yang dianggap tidak aman.

Udara bau sangat menyengat tajam dan banyak pekerja pabrik industri di kota tersebut mengenakan masker penutup wajah ketika mereka bergegas untuk bekerja.

"Aku tidak bisa melihat gedung-gedung tinggi di seberang jalan pagi ini," kata koordinator lalu lintas Zhang di persimpangan Beijing yang hanya memberikan nama belakang keluarganya.

"Asap polusi itu memburuk dalam dua sampai tiga tahun terakhir. Saya sering batuk, dan hidung saya selalu tersendat. Tapi apa yang dapat Anda lakukan? Aku minum lebih banyak air untuk membantu tubuh saya melepaskan racun, " jelasnya.

Kualitas udara di kota ini sangat buruk, terutama di musim dingin ketika pola cuaca stagnan, ditambah dengan peningkatan polusi pabrik Batubara yang memperburuk dan menciptakan periode asap secara terus menerus. Data yang diperoleh pada Kamis pagi untuk partikel polusi mencapai PM 2.5 menandai hari pertama musim ini di atas 500 mikrogram per meter kubik.

Kepadatan PM 2.5 sekitar 350 sampai 500 mikrogram, dan telah mencapai setinggi 671 pada pukul 04:00 pagi di pos pemantauan Kedutaan Besar AS di Beijing. Sekitar 26 kali lebih tinggi dari 25 mikrogram yang dianggap aman oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan merupakan yang tertinggi sejak Januari 2013.

Polusi udara yang lebih parah juga terjadi di kota China, di mana lingkungan hijau disana telah lama dikorbankan demi pembangunan ekonomi. Pembakaran batu bara dan mobil emisi adalah sumber utama dari polusi tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan peraturan dan berjanji memberikan bantuan keuangan untuk memerangi polusi.

Di kota timur laut jauh dari Harbin, beberapa situs monitoring melaporkan PM 2,5 rates hingga 1.000 mikrogram pada bulan Oktober, ketika cuaca panas berganti dingin dimulai. Pada bulan Desember, udara kotor mencengkeram kota pesisir Shanghai dan provinsi tetangga dengan kepadatan PM 2.5 melebihi 600.

Pemerintah Beijing mengatakan kabut pada hari Kamis telah mengurangi visibilitas jarak pandang beberapa ratus meter. Polusi yang parah kemungkinan akan berlanjut sampai Jumat. (huffingtonpost.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home