Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:04 WIB | Selasa, 20 Desember 2016

Tiongkok Diselimuti Kabut Asap, Ratusan Penerbangan Batal

Ilustrasi. Bayi yang menderita penyakit pernapasan mengalami terapi inhalasi di rumah sakit karena kabut asap dui Beijing pada Senin (19/12) (Foto: thestar.com/China Daily/reuters).

BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Jumlah warga Tiongkok yang dirawat di rumah sakit melonjak. Sejumlah jalan ditutup dan penerbangan dibatalkan, pada Senin (19/12), akibat kabut asap beracun yang menyelimuti sebagian wilayah negeri tirai bambu. Menurut laporan badan ramalan cuaca setempat, situasi tersebut diprediksi bakal kian parah.

Sedikitnya, 23 kota di negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tersebut mengeluarkan peringatan bahaya polusi udara sejak Jumat (16/12) pekan lalu, menurut laporan kantor berita Xinhua, seperti yang dikutip dari AFP.

Sejumlah langkah darurat diberlakukan, guna menjaga kondisi kesehatan warga dari kabut asap, yang menyelimuti sembilan persen wilayah negara tersebut.

Pada Senin (19/12) pagi, kualitas udara Beijing lebih baik dari perkiraan dengan indeks pencemaran udara PM 2,5 berada di kisaran 200, menurut data dari kedutaan besar Amerika Serikat.

Namun, angka tersebut masih delapan kali lipat dari ambang batas harian partikel mikroskopis yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Badan meteorologi Beijing mengatakan kabut asap terparah akan menyelimuti Beijing pada Senin (19/12) malam hingga Selasa (20/12). Di Shijiazhuang, ibu kota Provinsi Hebei, kadar PM 2,5 berada di kisaran 701 dan kadar PM 10 kali lebih tinggi.

Di kota pelabuhan Tianjin, kadar PM 2,5 melonjak lebih dari 400 pada dini hari,  dan lebih dari 180 penerbangan dibatalkan, dan sekitar 60 jadwal penerbangan lainnya ditunda sejak peringatan bahaya kabut asap dikeluarkan, menurut laporan stasiun televisi CCTV. Jalan raya di kota tersebut juga ditutup, menurut laporan CCTV.

Sebagian besar kabut asap di Tiongkok, dipicu oleh pembakaran batubara untuk pembangkit listrik dan pemanas dan permintaan batu bara melonjak saat musim dingin.

Beijing dan kota-kota lain, telah mencoba untuk meningkatkan kualitas udara dengan mengalihkan pembangkit listrik, dari batu bara ke gas alam dan meluncurkan armada bus listrik dan taksi.

Badan Metereologi Beijing seperti dikutip dari phys.org, mengatakan bahwa meskipun  terjadi  lonjakan kabut , namun kondisi udara di ibu kota Tiongkok telah membaik. Ia mengatakan, peringkat hari yang itu dinilai baik di paruh pertama tahun,  telah meningkat dari 19 poin, menjadi peringkat ke 107, sedangkan jumlah hari tercemar berat, turun dari dua hari menjadi 14 hari.

Kota di Tiongkok telah membatalkan penerbangan, di hari kedua peringatan kabut asap yang dikeluarkan pemerintah

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home