Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 18:27 WIB | Senin, 10 Agustus 2015

Tiongkok Janji 2018 Beres Bila Ditunjuk Garap Kereta Cepat

Menko Perekonomian Sofyan Djalil bersama Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Tiongkok, Xu Shaoshi, saat jumpa pers di Kantor Presiden, Senin (10/8). (Foto: Martahan Lumban Gaol)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Tiongkok telah menyerahkan hasil studi kelayakan yang sudah dilakukan konsorsium gabungan Indonesia-Tiongkok untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Melalui utusannya, Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi, Xu Shaoshi, Tiongkok berjanji akan selesai menggarap proyek tersebut dalam kurun waktu tiga tahun, bila nantinya terpilih. “Kami bisa menjamin tiga tahun selesai. Ground breaking bulan Agustus 2015, kemudian mulai dikerjakan bulan September 2015. Selesai tahun 2018,” kata Xu, dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/8).

Menurut dia, Tiongkok sudah berpengalaman dalam membuat kereta cepat. Oleh karena itu, dia berusaha meyakinkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, agar memilih Tiongkok sebagai penggarap. Terbukti, Tiongkok sudah membangun 3.600 jaringan kereta cepat yang telah mampu mengangkut 1,7 miliar penumpang.

"Saya bisa yakinkan, bahwa Tiongkok adalah sahabat yang paling bisa dipercaya Indonesia," ujar Xu.

Dia pun mengungkapkan telah bertemu dengan Menteri Perhubungan, Ignatius Jonan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro.

Selanjutnya, kata Xu, akan bertemu dengan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinof Chaniago, serta pejabat pemerintah lain yang terkait.

"Sejak lama kedua negara menjadi mitra dan sahabat yang baik. Maka kerja sama dua negara, tidak hanya berikan kesejahteraan pada masyarakat dua negara, tapi juga dorong pertumbuhan ekonomi di negara ini," ujar Xu.

Menurut dia, dalam kurun delapan bulan ini, pemimpin negara Republik Indonesia dan Tiongkok telah bertemu sebanyak tiga kali. Dalam pertemuan itu juga lahir kesepakatan mengenai inisiatif Tiongkok tentang jalur sutera abad 21, dan membuat Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Bahkan, kata Xu, kerja sama Indonesia-Tiongkok harus ditingkatkan dan dikembangkan secara luas serta komprehensif. Salah satu simbol peningkatan kerja sama itu adalah program kereta cepat Jakarta-Bandung.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home