Loading...
EKONOMI
Penulis: Eben Ezer Siadari 20:22 WIB | Minggu, 15 Februari 2015

Toko Buku Kristen Terbesar di AS Ajukan Perlindungan Kebangkrutan

Salah satu toko buku Family Christian Store di Amerika Serikat. (Foto: Mlive Media Group)

GRAND RAPIDS, MICHIGAN, SATUHARAPAN.COM - Jaringan toko buku  Kristen terbesar di Amerika Serikat, Family Christian Stores, meminta perlindungan pengadilan dari kebangkrutan berdasarkan Pasal 11 Undang-undang Kebangkrutan AS, dengan harapan dapat melakukan restrukturisasi utang menghadapi penurunan penjualan yang telah terjadi terus-menerus dalam enam tahun terakhir.

Toko buku berbasis di Grand Rapids, Michigan, tersebut mengatakan pihaknya tidak berharap untuk menutup 266 toko di 36 negara bagian atau melakukan PHK terhadap  3.100 karyawan tetap maupun paruh waktu yang mereka pekerjakan.

"Kami berusaha untuk melayani Tuhan dalam segala hal yang kita lakukan dan percaya akan bimbingannya dalam semua keputusan kami, terutama dalam hal yang  sangat penting ini," kata Presiden dan CEO perusahaan tersebut, Chuck Bengochea dalam rilis yang mereka yang dilansir oleh mlive.com, sebuah portal berita berbasis di Michigan bagian dari Mlive Media Group, kemarin.

"Kami harus hati-hati dan penuh doa dalam mempertimbangkan setiap pilihan. Tindakan ini memungkinkan kami untuk bertahan dalam bisnis dan terus melayani pelanggan kami, rekan kami, vendor dan lembaga amal di seluruh dunia."

Pasal 11 Undang-undang Kebangkrutan AS umumnya dipakai oleh perusahaan untuk mengajukan perlindungan kepada pengadilan dalam upaya untuk merestrukturisasi utang demi mempertahankan kelangsungan perusahaan. Meskipun restrukturisasi tersebut dimaksudkan untuk menyelamatkan perusahaan, tidak tertutup pula mekanisme likuidasi dipakai, apabila terpaksa.

Penjualan Family Christian Stores '"telah mengalami penurunan yang stabil sejak 2008," demikian sebuah pernyataan dalam  permohonan kebangkrutan yang diajukan perusahaan itu pekan ini di Pengadilan Kepailitan AS.

Penjualan tahunan perusahaan tersebut rontok dari US$ 305 juta pada tahun 2008 menjadi $ 230 juta pada tahun 2014, menurut dokumen yang diajukan ke pengadilan. Perusahaan ini memperkirakan penjualan pada tahun 2015  akan merosot ke angka US$ 216 juta.

Akar sejarah toko buku ini bermula pada tahun 1931, ketika dua bersaudara Pat dan Bernie Zondervan memulai usaha penerbitan mereka di Grandville, di rumah keluarga mereka.

Zondervan Corp kemudian tumbuh menjadi penerbit Kristen terbesar di AS. Toko buku itu kemudian dipisahkan dari induknya pada tahun 1990-an ketika Harper Collins membeli usaha penerbitan tersebut.

Menurut permohonan kebangkrutan yang diajukan ke pengadilan, Family Christian Stores memiliki utang  US$ 24 juta dalam  bentuk kredit bergulir  dan US$ 34 juta pinjaman jangka panjang yang digunakan untuk mengakuisisi jaringan toko buku itu oleh sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Atlanta pada tahun  2012.

Perusahaan yang jadi pemilik baru tersebut berjanji untuk menyumbangkan keuntungan perusahaan ke Family Christian Ministries, sebuah lembaga non-profit yang mendukung beberapa badan amal Kristen dan kelompok misi.

Bila permohonan perlindungan dari kebangkrutan ini dikabulkan,  Family Christian Store akan  menjual jaringan  toko bukunya kepada sebuah anak usaha yang baru dibentuk milik Family Christian Ministries. Perusahaan baru ini kan mengakuisisi aset yang masih tersisa, termasuk  266 toko di 36 negara, serta situs e-commerce, www. familychristian.com.

"Dengan rencana ini, Family Christian Stores akan dapat melanjutkan operasi sebagai sebuah lembaga non-profit, organisasi amal yang didedikasikan untuk berbagi dan mempromosikan pesan dan gaya hidup Kristen, mendukung amal dan tujuan misionaris," demikian dikatakan dalam permohonan yang diajukan ke pengadilan.

Family Christian Stores mengatakan pihaknya berharap dapat menyelesaikan restrukturisasi dalam waktu 60 hari. Hakim Kepailitan AS, John T. Gregg, akan melakukan sidang awal pada petisi Selasa depan.

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home