Loading...
INDONESIA
Penulis: Eben E. Siadari 21:24 WIB | Rabu, 27 Januari 2016

Tokoh Gereja Papua Terkejut Pertemuan dengan Dubes AS Disadap

Dubes AS, Robert Blake (tengah berkemeja lengan pendek) diapit oleh para tokoh gereja di Papua yang bertemu di Hotel Swiss Bell, Jayapura. Pdt Socratez Sofyan Yoman berada di sebelah kiri Dubes AS. Foto bawah: suasana pertemuan antara Dubes AS, Robert Blake dan tokoh gereja Papua di Swiss Bell Hotel, Jayapura. (Foto-foto: dok pribadi Pdt Socratez Sofyan Yoman)

JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM - Tokoh Gereja Papua yang mengadakan pertemuan tertutup dengan Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake, di Hotel Swiss Bell Jayapura pada hari Sabtu (23/1) lalu mengaku terkejut ketika mengetahui bahwa ada yang berusaha merekam dan menyadap pembicaraan mereka.

Menurut Pendeta Socratez Sofyan Yoman, salah seorang tokoh gereja di Papua yang ikut dalam pertemuan, di meja pertemuan itu mereka mendapati tape recorder kecil (alat perekam) yang sudah dipasang dan dibungkus dengan kain putih. Tape itu pertama kali ditemukan oleh Pdt. Jemima J.Krey, wakil ketua Sinode GKI di Tanah Papua, yang juga turut dalam pertemuan.

"Kami semua terkejut dan heran. Dubes AS melihat itu secara singkat berkomentar, 'mereka rekam pembicaraan kita,'" kata Pdt Socratez, melalui pesan singkat selular kepada satuharapan.com, Rabu (28/1).

Menurut Pdt Socratez yang merupakan ketua umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, tidak jelas apakah alat perekam itu dipasang oleh orang yang bekerja di hotel itu atau oleh intelijen.

"Menurut saya itu percuma saja dan pembicaraan kami dengan Dubes AS tidak ada yang rahasia, walaupun pertemuan itu tertutup dari media," kata Pdt Socratez.

"Kami sebagai pemimpin gereja menyampaikan seruan pastoral dan suara kenabian kepada pemerintah AS untuk membantu menyelesaikan masalah ketidakadilan dan kejahatan yang menyebabkan pelanggaran HAM berat yang dilakukan pemerintah Indonesia di Papua," tambah dia.

Menurut Pdt Socratez, para tokoh gereja mendorong penyelesaian kasus Paniai 8 Desember 2014 dan kasus Tolikara 17 Juli 2015.

Selain itu banyak hal lain yang disampaikan.

"Itu semua bukan rahasia jadi tidak perlu pemerintah RI takut atau panik," kata dia.

Ia menambahkan, kepada Dubes AS para tokoh gereja menyampaikan ketidakberdayaan Presiden Jokowi dalam mengendalikan militer di Papua.


"Kami menyampaikan bahwa ketika Pak Jokowi berkunjung ke Papua tidak serius dengan kasus-kasus pelanggaran HAM di Papua. Dia hanya urus pembangunan jalan yang melibatkan militer dan mengabaikan peran sipil," kata Pdt Socratez.

Selengkapnya tokoh gereja Papua yang hadir dalam pertemuan itu adalah Pdt Socratez Sofyan Yoman, Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Dr. Benny Giay, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil di Tanah Papua (GKIP), Pdt Jemima J. Krey, wakil ketua Sinode GKI di Tanah Papua dan Pdt Dr.Phil Karel Erari dari PGI.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home