Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 11:20 WIB | Kamis, 20 Oktober 2016

Trump Tolak Berjanji Akui Hasil Pilpres AS

Sebuah foto arsip yang menunjukkan calon presiden AS dari Partai Republik Donald trump berpidato di Mohegan Sun Arena di Wilkes-Barre, Pennsylvania pada 10 Oktober 2016. DOMINICK REUTER/AFP

LAS VEGAS, SATUHARAPAN.COM - Calon presiden Amerika Serikat asal Partai Republik Donald Trump kembali mengklaim bakal ada kecurangan dalam pemilu presiden mendatang saat berlangsung debat antarcalon, Rabu (19/10). Ia juga menolak berjanji menerima hasil pemungutan suara.

“Saya akan lihat nanti (ketika pemilu digelar),” ujar Trump. “Sejauh yang saya perhatikan sangat buruk.”

Sang lawan, Hillary Clinton asal Partai Demokrat merespons keras tudingan Trump yang meragukan kondisi penegakan demokrasi di AS.

“Jangan percaya apa yang ia katakan dan yang ia maksud. Ia merendahkan dan menghina demokrasi kita,” ujar Clinton, sebagaimana dilansir dari AFP.

“Saya, sebagai salah satu contoh, merasa terkejut seseorang yang dicalonkan (untuk menjadi presiden) oleh salah satu dari dua partai terbesar di negara kita memiliki sikap seperti itu.”

Ketika ditanya oleh moderator debat apakah ia akan menerima hasil pemilu jika Clinton ditetapkan sebagai pemenang, Trump menjawab “Anda tunggu saja jawabannya, oke ”

“Ini sangat menakutkan,” ujar Clinton.

Hillary Clinton and Donald Trump mengikuti debat ketiga yang terakhir dalam rangkaian pilpres AS pada hari Rabu 19/10) jam 21:00 waktu setempat di Las Vegas. Enam topik ditetapkan untuk diperdebatkan oleh kedua kandidat, yaitu utang negara, kesehatan, dan tunjangan sosial; imigrasi; ekonomi; mahkamah agung; isu luar negeri dan kepantasan mereka untuk menjadi presiden

Debat ini dipandu oleh moderator Chris Wallace. "Salah satu dari dua orang ini, tiga minggu dari kemarin, akan menjadi presiden Amerika Serikat," kata moderator di awal debat.

Seperti pada debat sebelumnya, kedua kandidat tak bersalaman baik di awal maupun di akhir debat.

Dalam isu ekonomi, Trump antara lain menyerang Clinton terkait pakta perdagangan bebas NAFTA yang ditandatangani Bill Clinton. Trump mengatakan ia akan menegosiasi ulang NAFTA, dan jika dia tak bisa, dia akan membuangnya dan membuat kesepakatan baru.

Trump juga menuduh Clinton akan melakukan peningkatan pajak yang besar. Dan Trump tidak setuju. Trump berencana memotong pajak, termasuk pajak bisnis.

"Kami akan membuat mesin bekerja kembali karena negara ini berada diambang kematian," simpulnya.

"Saat masyarakat kelas menengah tumbuh dengan baik, Amerika juga tumbuh baik," kata Clinton saat mulai menjelaskan rencana ekonomi yang akan dilakukannya.

Sementara itu Clinton menganggap rencana pajak yang dibuat Trump justru akan membuat yang kaya semakin menikmati kekayaannya.

Sebaliknya, dengan peningkatan pajak, Clinton mengatakan akan membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya dalam sektor infrastruktur dan energi ramah lingkungan, serta membantu usaha kecil menengah. Dia juga menyatakan akan membuat perempuan mendapat upah yang setara dengan pria.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home