Trump: Upaya Penghitungan Ulang Suara Tak Akan Ubah Keadaan
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Keputusan Hillary Clinton untuk bergabung dalam upaya penghitungan ulang suara pemilihan umum (Pemilu) 8 November lalu membuat Presiden AS terpilh Donald Trump meradang.
Dia menilai upaya itu tidak akan mengubah situasi saat ini.
Dalam sebuah cuitan Donald Trump di Twitter, hari Minggu (27/11) pagi, Trump mengatakan rivalnya, Clinton, sudah mengakui kekalahannya dalam Pemilu tersebut.
“Jadi, akan ada banyak waktu dan uang yang terbuang sia-sia, padahal hasilnya sama saja. Menyedihkan!” kata Trump seraya mengunggah ulang cuitan Hillary Clinton yang mengimbau kepada pendukungnya untuk menerima hasil Pemilu. Dalam cuitan tersebut, Hillary mengatakan: “Trump akan menjadi presiden kita.”
Kellyanne Conway, penasihat senior Trump, juga menyebut keputusan Clinton yang bergabung dalam upaya penghitungan ulang sebagai usaha yang ‘luar biasa’.
Dia mengatakan kepada CNN bahwa presiden terpilih, Trump, sudah bersikap sangat ramah dan murah hati untuk Clinton. Namun, kebaikannya itu dibalas dengan sikap tak terpuji dari Clinton yang memutuskan untuk bergabung dalam upaya penghitungan ulang.
Conway mengatakan bahwa Trump mungkin saja akan menelusuri penyelidikan lebih lanjut terhadap skandal surat elektronik pribadi Clinton pada saat ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri AS.
Kandidat calon presiden dari Partai Hijau, Jill Stein mendorong penghitungan suara ulang di Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania.
Lalu Trump menyebut upaya Stein sebagai sebuah ‘penipuan’.
Trump memenangkan suara di Wisconsin dan Pennsylvania, kemudian pada Rabu (9/11), Michigan menambah suara untuk Trump.
Clinton sebenarnya memimpin dengan jumlah dua juta suara, tapi Trump meraih 290 electoral votes, sedangkan Clinton 232. Michigan tak dihitung dalam kasus ini.
Ubah Sistem Pemungutan Suara
Pengacara tim kampanye Clinton, Marc Elias mengatakan upaya Clinton bergabung dalam tim penghitungan ulang merupakan partisipasi untuk memastikan hasil pemilu didapat dengan cara yang adil demi semua pihak.
Elias mengatakan Clinton akan mengambil pendekatan yang sama di Pennsylvania dan Michigan jika Stein mau menindaklanjuti penghitungan suara ulang di beberapa negara bagian tersebut.
Senator Vermont, Bernie Sanders juga mendukung upaya penghitungan ulang tersebut dan mengatakan kepada CNN bahwa kedua pemimpin partai juga menginginkan hal itu.
“Tidak ada yang berharap terjadi perubahan besar, tapi tidak ada yang salah dengan proses penghitungan ulang tersebut,” kata dia.
Dia juga menyarankan dan mendukung perubahan sistem electoral college, di mana Trump tetap memenangkan kursi kepresidenan meskipun kalah dari suara populer.
“Kami punya satu calon dengan perolehan lebih dari dua juta suara dari partai lain -Clinton-, dan dia tidak akan dilantik menjadi presiden. Menurut saya ini sangat aneh,” kata dia. (Aljazeera)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
RI Siap Umumkan Aturan UMP 2025
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menyatakan bahwa pihaknya aka...