Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 11:47 WIB | Senin, 12 Mei 2014

UE Tidak akan Akui Referendum di Ukraina

Pemungutan suara di sebuah TPS di kota Donetsk, Ukraina timur pada Minggu (11/5). (Foto: bbc.co.uk/Reuters)

BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Uni Eropa pada Minggu mengatakan mereka tidak akan mengakui hasil referendum yang digelar separatis di Ukraina timur.

“Referendum di beberapa bagian di wilayah Luhansk dan Donetsk ilegal dan kami tidak akan mengakui hasilnya,” kata Maja Kocijancic, juru bicara untuk kepala kebijakan luar negeri UE Catherine Ashton, Minggu (11/5).

“Pihak-pihak yang menyelenggarakan referendum tersebut tidak memiliki legitimasi demokratis, dan organisasi mereka kontra dengan tujuan dari Joint Geneva Statement untuk meredakan ketegangan,” kata Kocijancic.

Pemberontak pro-Rusia mengklaim hasil dominan dalam pemilu yang diselenggarakan pada Minggu untuk memisahkan Ukraina timur menjadi dua republik independen, walaupun Kiev yang pro-Barat mengecamnya sebagai sebuah “lelucon.”

Presiden Dewan UE Herman Van Rompuy, yang mewakili para pemimpin ke-28 negara anggota blok itu, akan terbang ke Ukraina pada Senin untuk menemui pemerintah sementara.

Kunjungannya dilakukan saat menteri-menteri luar negeri Uni Eropa berkumpul di Brussel untuk mencoba merekonsiliasi perbedaan besar mengenai bagaimana merespons krisis terburuk di Eropa sejak Perang Dingin.

Mayoritas Dukung Kemerdekaan

Pemberontak di wilayah Donetsk, Ukraina timur, mengklaim bahwa 89 persen pemilih mendukung kemerdekaan dalam sebuah referendum yang disengketakan pada Minggu, sementara 10 persen pemilih menolaknya.

“Ini dapat dianggap sebagai hasil akhir,” kata Roman Lyagin, kepala dari kelompok yang menamakan diri sebagai komisi pemilihan Donetsk, kepada wartawan sesaat setelah tempat pemungutan suara ditutup. Dia mengatakan bahwa jumlah pemilih hanya di bawah 75 persen.

Donetsk merupakan salah satu dari dua wilayah yang mengadakan referendum kemerdekaan dari Ukraina, yang dikecam oleh otoritas di Kiev sebagai sebuah “lelucon” dan negara Barat mengkhawatirkan itu dapat membuat bekas Republik Soviet tersebut jatuh ke dalam perang saudara.

Belum ada pernyataan tentang hasil dari wilayah lain, Lugansk, tempat pemungutan suara ditutup setelahnya. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home