Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 13:15 WIB | Sabtu, 19 September 2015

UKI Gelar Seminar Internasional Smart Cities

Universitas Kristen Indonesia (UKI) menggelar seminar bertajuk Smart Cities: Sustainable Urban Development di Gedung Graha William Soerjadjaja, Fakultas Kedokteran, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (19/9). (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Universitas Kristen Indonesia (UKI) menggelar seminar bertajuk "Smart Cities: Sustainable Urban Development" di Gedung Graha William Soerjadjaja, Fakultas Kedokteran, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (19/9). 

Seminar diisi oleh sejumlah pembicara, di antaranya, Prof Dr Uras Siahaan dari UKI, Prof Raoul Bunschoten, Prof Dirk Heinrichs, dan Prof Dr Dodo zu Knyphausen dari Technische Universitat Berlin. Hadir pula Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi DKI Jakarta, Ii Kurnia, mewakili Basuki Tjahja Purnama (Ahok). 

Dalam pemaparannya, Dirk Heinrichs mengatakan, poin terpenting dari dibangunnya Smart City adalah kemauan pemerintah. Utamanya di kota megapolitan seperti di Berlin dan Jakarta, teknologi Smart City dapat membantu pemerintah menguraikan berbagai masalah, seperti kemacetan dan tindak kriminal. 

"Saat ini, banyak persoalan yang dapat diselesaikan dengan teknologi. Ketika Anda berbicara teknologi yang pintar, Anda berbicara juga mengenai orang-orang pintar yang dapat membangun kotanya. Orang pintar menumbuhkan kota yang pintar. Jika teknologi tak dapat membantu kita, itu akan sia-sia," ujar dia. 

Membangun kota pintar dengan teknologi canggih dapat diukur dari berbagai indikator. Indikator pertama adalah pemerintah itu sendiri. Kemauan pemerintah menjadi indikator pertama keberhasilan Smart City.

Menurut riset yang telah dijalankannya di Bandung, teknologi Smart City dapat memecahkan beberapa persoalan seperti tumpukan sampah dan kemacetan yang sebelumnya tak teruraikan. 

Di banyak kota besar seperti di Eropa dan Amerika Latin, yakni di Berlin dan Bolivia, teknologi Smart City telah diterapkan. Hasil dari pemikiran Smart City adalah kereta gantung. Kereta gantung sebagai moda transportasi alternatif publik dapat memecah masalah kemacetan. 

Sementara di Jakarta, Ii menjelaskan aplikasi Smart City baru diresmikan pada Desember 2014. Smart City Jakarta berdiri secara independen dan mengadopsi Smart City dari berbagai kota di dunia. "Kami tidak bepedoman ke satu kota. Kami punya konsep sendiri, yang terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan karakteristik kota serta tren layanannya," ujar Ii. 

Pada tahap pertama, Jakarta memfokuskan aplikasinya pada Smart Governance yang menggandeng publik sebagai partisipannya. Masyarakat dapat melakukan pengaduan-pengaduan melalui aplikasi yang telah disediakan pemerintah. Smart City di Jakarta ini mengandalkan transparansi publik. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home