Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 15:58 WIB | Minggu, 13 April 2014

Ukraina Operasi Anti-Teroris Hadapi Separatis

Seorang pria bersenjata berdiri di samping barikade di depan markas polisi di Slavyansk, Minggu (13/4). (Foto: reuters.com)

SLAVYANSK, SATUHARAPAN.COM - Ukraina pada Minggu (13/4) melancarkan operasi anti-teroris di kota Slavyansk untuk mengakhiri kontrol separatis pro-Rusia yang menguasai kantor polisi dan dinas keamanan, kata Menteri Dalam Negeri Arsen Avakov.

"Sebuah operasi anti-teroris telah dimulai di Slavyansk. Operasi dilakukan oleh pusat anti-teroris departemen keamanan negara," kata Arsen Avakov di halaman Facebook-nya.
 
"Unit dari dari semua struktur kekuatan negara. Semoga Tuhan menyertai kita," tambah dia.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Sabtu (12/3) menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam krisis Ukraina untuk “menahan diri sebisa mungkin” dan melakukan dialog guna meredakan ketegangan.

Seruan Ban tersebut dikeluarkan ketika Ukraina menuduh Moskow melakukan “agresi” setelah sekelompok pria bersenjata dengan senapan Kalashnikov mengambil alih dua bangunan milik otoritas keamanan di wilayah timur negara itu, di tengah kian meluasnya aksi unjuk rasa yang menuntut agar wilayah tersebut bergabung dengan Rusia.

Ban “amat prihatin” mengenai situasi yang kian memburuk dan “kian berkembangnya potensi bentrokan,” menurut pernyataan PBB.

Sekjen PBB tersebut “menyerukan kepada semua pihak untuk bersama-sama menenangkan situasi, mematuhi aturan hukum dan menahan diri sebisa mungkin.”

Ia juga “kembali menyerukan digelarnya dialog darurat dan konstruktif untuk meredakan ketegangan dan mengatasi semua perbedaan.”

Peringatan AS

Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Sabtu memperingatkan Rusia mengenai “konsekuensi lanjutan” jika negara itu gagal menarik pasukannya dari wilayah perbatasan Ukraina, setelah Kiev menuduh Moskow melakukan agresi di wilayah timur yang bergejolak.

Dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Kerry menegaskan bahwa jika Rusia tidak mengambil langkah untuk mengurangi ketegangan Ukraina timur dan menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina, maka akan ada konsekuensi lanjutan,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.

Pada sanksi tahap pertama AS yang dikeluarkan Maret lalu, negara itu memasukkan para pejabat dan pebisnis yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin ke dalam daftar hitam guna memprotes pengambilalihan Crimea yang dilakukan Moskow.

Wakil presden AS Joe Biden akan melakukan kunjungan ke Ukraina pada 22 April untuk menegaskan bantuan bagi Kiev dan mengambil langkah guna meningkatkan keamanan energi negara, ungkap Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Ukraina menuduh Moskow melakukan agresi setelah kelompok bersenjatakan Kalashnikov menduduki dua gedung kemanan di wilayah timur yang bergejolak pada Sabtu. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home