Loading...
SAINS
Penulis: Reporter Satuharapan 04:39 WIB | Rabu, 13 Juli 2016

Umur, Jenis Kelamin Pendonor Darah dapat Mempengaruhi Pasien

Petugas medis Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) memeriksa kesehatan warga saat akan melakukan donor darah pada malam hari di Masjid Jami’ Lhokseumawe, Provinsi Aceh, hari Jumat (17/6). Untuk memenuhi kebutuhan darah di lima kabupaten/kota selama bulan Ramadan dan Idul Fitri, PMI menyelenggarakan donor darah pada malam hari setelah buka puasa di sejumlah masjid besar. (Foto: Antara)

MIAMI, SATUHARAPAN.COM - Para peneliti menyarankan darah yang berasal dari pendonor yang masih muda atau perempuan mungkin akan dihubungkan dengan hasil yang buruk bagi pasien yang menerimanya.

Temuan dalam Journal of the American Medical Association (JAMA) Internal Medicine berdasarkan pada penelitian terhadap lebih dari 30 ribu pasien transfusi di Kanada dan lebih dari 80 ribu pendonor. 

Para pasien memiliki usia rata-rata 66 dan di pelajari antara dua hingga tujuh tahun setelah transfusi berlangsung.

Mereka yang menerima sel-sel darah merah dari pendonor wanita memiliki peningkatan resiko kematian delapan persen apapun penyebabnya, dibandingkan yang menerima sel darah dari pendonor pria, kata studi yang dipublikasikan pada Minggu (10/7).

Ketika peneliti melihat pendonor muda dari kedua jenis kelamin, mereka juga menemukan risiko kematian delapan persen lebih tinggi kepada penerima donor dari orang yang berumur 17-20, dibandingkan penerima sel darah merah yang berasal dari berusia 40-50.

Ada risiko kematian enam persen lebih tinggi terkait dengan donor berusia 20-30.

Tapi karena penelitian ini bersifat observasi, para peneliti tidak bisa membuktikan sebab-akibatnya. Sebaliknya, mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami apa yang terjadi. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home