Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:20 WIB | Selasa, 30 September 2014

UNESCO: NIIS Jarah Artefak Irak

Artefak Asiria berusia 3 ribu tahun dihancurkan jihadis. (Foto: satuharapan.com)

PARIS, SATUHARAPAN.COM – Militan Islamic State (NIIS), yang menduduki sejumlah bagian Irak menghancurkan situs historis dan menjarah situs lainnya untuk menjual artefak berharga di pasar gelap, menurut peringatan para ahli yang berkumpul di markas besar United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) di Paris pada Senin (29/9).

Kelompok ekstremis itu menghancurkan tempat-tempat suci, gereja dan manuskrip berharga di Mosul, Tikrit dan wilayah lain di Irak yang mereka kendalikan serta menggali beberapa situs historis untuk menjual benda-benda bersejarah di luar negeri. Pemimpin UNESCO Irina Bokova menyebut tindakan mereka sebagai “pembersihan budaya”.

Misalnya pada Juli, NIIS merusak tempat ziarah Nabi Yunus di kota Mosul dihormati umat Muslim dan Kristen sebagai makam Nabi Yunus, dengan bahan peledak.

Kelompok radikal itu merapkan interpretasi Islam yang brutal dan ketat, dan menganggap bahwa menghormati kuburan sama saja dengan menyembah berhala.

“Terjadi ledakan yang menghancurkan gedung-gedung dari era Asiria,” kata direktur museum di Baghdad, Qais Rashid, menujuk kepada kerajaan kuno di daerah itu.

“Beberapa tablet Asiria dicuri dan tiba-tiba ditemukan di sejumlah kota di Eropa,” katanya, memperingatkan bahwa penjualan artefak semacam itu digunakan untuk “mendanai terorisme”.

 “Ada mafia internasional... yang menginformasikan Daesh, mengenai apa yang bisa dijual, mengenai apa yang bisa dijual,” kata Rashid, merujuk kepada nama lain dari NIIS.

Pemerintah Irak belum mengumpulkan daftar rinci mengenai apa saja yang dihacurkan atau dijarah NIIS, tapi Rashinf memberi beberapa contoh kejadian terbaru.

“Museum Mosul, yang paling penting kedua di Irak, rusak akibat serangan Daesh dan mereka juga menyerang staf museum, “katanya.

Bokova mengatakan, dia sudah memperingatkan seluruh negara anggota UNESCO, serta museum utama di seluruh dunia dan pasar seni, Interpol, Organisasi Kepabeanan Dunia, dengan menyerukan kewaspadaan tinggi terhadap barang-barang yang berasal dari hasil jarahan warisan budaya Irak”. (AFP/Ant) 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home