Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 11:05 WIB | Jumat, 04 September 2015

Uni Eropa Diminta Terima Minimal 100.000 Pengungsi

Uni Eropa Diminta Terima Minimal 100.000 Pengungsi
Para imigran menaiki kereta lokal menuju perbatasan Hongaria-Austria di stasiun kereta utama Budapest pada 3 September 2015, setelah pemerintah membuka kembali stasiun tersebut untuk para pengungsi. AFP PHOTO/ PETER KOHALMI
Uni Eropa Diminta Terima Minimal 100.000 Pengungsi
Para migran yang datang dari Athena menaiki sebuah bus di kota pelabuhan Tesalonika pada 2 September 2015. Lebih dari 350.000 imigran membahayakan nyawa mereka dengan menyebarangi Mediterania tahun ini, dan sekitar 2.600 di antaranya tewas di tengah perjalanan berbahaya menuju Eropa, kata International Organization for Migration (Organisasi Internasional untuk Migrasi) pada 1 September. AFP PHOTO/ SAKIS MITROLIDIS
Uni Eropa Diminta Terima Minimal 100.000 Pengungsi
Para imigran berangkat menggunakan kereta api dari Budapest, Hongaria, menuju stasiun kereta Westbahnhof di Wina, Austria, pada 31 Agustus 2015. Sebanyak 300 imigran tiba di Wina. Pasukan keamanan Austria menghentikan dua kereta yang membawa ratusan imigran di dekat perbatasan Hongaria pada Senin, kata seorang juru bicara polisi, beberapa jam setelah otoritas di Budapest mengizinkan mereka pergi meskipun banyak yang tidak memiliki visa Uni Eropa. AFP PHOTO/ Joe Klamar
Uni Eropa Diminta Terima Minimal 100.000 Pengungsi
Pengungsi dan imigran dari Suriah sedang menunggu bersama anak-anak di sebuah kamp pendaftaran di Presevo setelah kedatangan mereka di Serbia pada 30 Agustus 2015. Uni Eropa tengah bergulat dengan arus masuk orang-orang yang melarikan diri dari perang, penindasan serta kemiskinan dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang digambarkan sebagai krisis pengungsi terburuk dalam 50 tahun. AFP PHOTO/ ARIS MESSINIS
Uni Eropa Diminta Terima Minimal 100.000 Pengungsi
Seorang anak laki-laki tengah berjalan dengan kelompok migran setelah melintasi perbatasan dari Yunani ke Makedonia dekat desa Gevgelija pada 29 Agustus 2015. Uni Eropa bergulat dengan masuknya arus migran yang melarikan diri dari perang, penindasan dan kemiskinan, dalam apa yang digambarkan sebagai krisis pengungsi terburuk dalam 50 tahun. AFP PHOTO/ ARIS MESSINIS
Uni Eropa Diminta Terima Minimal 100.000 Pengungsi
Gambar yang dirilis oleh Doctors Without Borders (MSF) pada 27 Agustus 2015 menunjukkan migran di dalam perahu kayu dalam sebuah operasi penyelamatan yang dilakukan oleh MSF dan Penjaga Pantai Swedia di Laut Mediterania pada 26 Agustus 2015. Sedikitnya 55 jasad ditemukan dalam operasi ini. AFP PHOTO / GABRIELE FRANCOIS CASINI/ MEDECINS SANS FRONTIERES

BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Pemimpin Uni Eropa (UE) Donald Tusk mendesak negara anggotanya menerima 100.000 pengungsi untuk menurunkan tensi ketegangan di antara sesama anggota. Pernyataan itu disampaikan Tusk dalam jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Oban pada hari Kamis, (3/9).

Tusk mengatakan menerima para pengungsi adalah langkah untuk menunjukkan kesetiakawanan, dengan membagi secara adil setidaknya 100.000 pengungsi ke negara UE. Tusk sebelumnya menolak pembagian kuota wajib di bawah angka 100.000 pengungsi. Dalam pertemuan bersama negara-negara Eropa pada bulan Juni lalu, mereka hanya setuju menerima secara sukarela sebanyak 32.000 pengungsi dari Suriah dan Eritrea. Angka tersebut dibawah ketentuan Komisi Eropa yang berjumlah 40.000 pengungsi.

Perdana Menteri Hongaria, Viktor Oban, sependapat dengan angka tersebut dan bersikeras menjalankan kewajibannya sebagai anggota negara Eropa dengan menangani ribuan pengungsi yang masuk ke negaranya, terutama Jerman.

Oban mengatakan saat ini orang-orang di Eropa berada dalam kondisi ketakutan dengan adanya gelombang pengungsi dan tidak ada satupun yang memberikan saran serta keputusan. Negara yang tergabung dalam UE yang berjumlah 28, menurut Oban, harus menerapkan pengawasan di setiap perbatasan dan membuat peraturan soal suaka untuk menentramkan hati para pengungsi.

Hongaria telah membangun pagar kawat di sepanjang perbatasannya dengan negara yang bukan anggota UE dalam hal ini Serbia. Langkah itu sempat mendapat kritikan oleh sejumlah negara lain, termasuk pemimpin UE Donald Tusk.

Donald Tusk mengatakan, langkah yang diambil Hongaria adalah untuk melindungi perbatasannya. Di saat yang sama Tusk mengingatkan, “akan menjadi hal yang sulit dimaafkan jika Eropa terpecah belah antara  saran pengamanan yang dilambangkan dengan membangun pagar Hongaria di satu sisi dan saran untuk menerapkan keterbukaan di sisi lain.” (AFP)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home