Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:24 WIB | Rabu, 16 Maret 2016

Usia Produktif Besar, Kualitas Masih Rendah

Ilustrasi: Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tinggi di usia produktif (15 hingga 64 tahun), namun belum diimbangi kualitas. (Foto: lipi.go.id).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesia merupakan salah satu negara berpopulasi tinggi di dunia, dengan jumlah penduduk usia produktif (15 hingga 64 tahun) yang sangat besar.

Dengan adanya bonus demografi itu, Indonesia diuntungkan dan memiliki peluang untuk dapat menggenjot pertumbuhan produktivitas masyarakatnya. Bonus demografi diartikan secara sederhana sebagai peluang (window of opportunity) yang dinikmati suatu negara, sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif.

“Walaupun data menunjukkan 70 persen dari total jumlah penduduk kita usia angkatan kerja, kualitasnya masih relatif rendah, sehingga berdampak pada pasar tenaga kerja di Indonesia,” kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK)-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tri Nuke Pudjiastuti, dalam seminar “Daya Saing Penduduk Menuju Ketahanan Bangsa” Kamis, 10 Mei lalu, di Jakarta, seperti diberitakan dalam situs lipi.go.id.

Nuke mengatakan, dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tenaga kerja Indonesia bisa kalah bersaing dengan tenaga kerja asing yang lebih terampil. “Kualitas dan keahlian yang dimiliki tenaga kerja kita masih sangat minim, sehingga dapat sulit memiliki daya saing,” katanya.

Indonesia, saat ini menghadapi persoalan yang cukup pelik terkait kependudukan, terutama rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di usia produktif. Nuke menganggap hal itu berbahaya karena era globalisasi memiliki tuntutan tinggi bagi tenaga kerja. Jika masyarakat usia angkatan kerja tidak mampu bersaing, sulit bagi mereka untuk mendapat pekerjaan. “Kehidupan perekonomian akan terganggu. Kemiskinan juga akan meningkat sejalan dengan rendahnya kualitas pendidikan usia angkatan kerja,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Sri Moertiningsih Adioetomo, Kepala Prodi S2 Ekonomi Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Universitas Indonesia, di seminar tersebut. Menurutnya yang perlu dibenahi terlebih dahulu adalah peningkatan kompetensi yang relevan dengan permintaan dunia kerja, agar Indonesia dapat mengambil keuntungan dari bonus demografi.

“Tidak kalah pentingnya adalah mengubah karakter seperti soft skill, life skill dan etos kerja. Untuk usia yang akan masuk pasar kerja harus disiapkan sejak dini, agar menjadi manusia yang sehat, cerdas, dan produktif,” kata Sri lebih lanjut.

Ia mengungkapkan, peran penting pemerintah dalam menciptakan kebijakan sejalan dengan keadaan demografi saat ini, seperti menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dengan kebijakan ekonomi kondusif.

Pemerintah, harus melakukan investasi pendidikan dengan keahlian dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. “Persiapan membangun manusia berkualitas seyogianya dimulai sejak lahir, oleh karena itu membangun keterampilan kognitif sejak dini sangatlah penting,” katanya.

Sri mengatakan, perlu bimbingan dari sejak pertama kali mengenyam pendidikan, untuk mempersiapkan penduduk usia produktif menuju dunia kerja.

Hal ini penting, agar selama bersekolah mereka paham tentang keahlian yang wajib dimiliki untuk masuk dunia kerja. “Pendidikan adalah bekal generasi muda untuk mencapai kemandirian, dan ini adalah salah satu upaya Indonesia untuk memetik bonus demografi,” katanya.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home