Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 22:30 WIB | Senin, 20 Februari 2017

Utusan PBB Pertanyakan Keterlibatan AS di Suriah

Ilustrasi. Situasi perang di Aleppo. (Foto: Dok. satuharapan.com/AFP)

MUNCHEN, SATUHARAPAN.COM - Utusan PBB Staffan de Mistura pada Minggu (19/2) mempertanyakan keterlibatan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam mengakhiri perang Suriah, beberapa hari menjelang sebuah fase baru perundingan damai di Jenewa.

"Di posisi mana AS dalam semua ini? Saya tidak bisa mengatakan kepada Anda karena saya tidak tahu," kata dia, sambil menambahkan bahwa pemerintahan baru AS itu masih berusaha mencari tahu prioritas mereka dalam konflik itu.

Tiga prioritas AS adalah memerangi kelompok ISIS, "bagaimana untuk membatasi pengaruh beberapa pihak regional utama dan bagaimana untuk tidak merusak hubungan salah satu sekutu utama mereka di kawasan tersebut," kata de Mistura kepada Konferensi Keamanan Munchen.

Dia tidak mengatakan siapa pihak regional atau sekutu utama tersebut, tetapi yang pertama merujuk ke Iran, dengan yang kedua adalah Turki atau Arab Saudi.

Mistura menekankan bahwa itu adalah kunci untuk sebuah solusi politik yang inklusif guna mengakhiri konflik enam tahun tersebut.

"Bahkan sebuah gencatan senjata dengan dua penjamin tidak bisa bertahan terlalu lama bila tidak ada solusi politik," katanya, mengacu terhadap gencatan senjata rapuh yang dimediasi oleh Rusia dan Turki pada Desember.

Setiap solusi politik harus inklusif agar kredibel, katanya, sambil menekankan bahwa perundingan damai di Astana pada pekan lalu digelar oleh Rusia, Turki, dan Iran serta kesepakatan gencatan senjata tersebut memberikan pembukaan yang harus dieksplorasi.

Utusan AS untuk koalisi anti-ISIS, Brett McGurk, mengakui bahwa pemerintahan Trump "meninjau ulang segalanya, yang merupakan proses sehat dari atas hingga ke bawah."

"Kami akan sangat egois tentang melindungi dan memajukan kepentingan kami," katanya dalam forum yang sama.

Dalam pemerintahan Barack Obama, Washington bersikeras bahwa Presiden Bashar al Assad harus mundur, membuat AS bertentangan dengan Moskow yang mendukung pemimpin Suriah itu.

Pada saat yang sama, Trump menyerukan kerja sama lebih erat dengan Moskow untuk memerangi ISIS di Suriah dan Irak. (AFP)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home