Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Endang Saputra 14:30 WIB | Minggu, 03 Juli 2016

Vaksin Palsu, Pemerintah Harus Tanggung Jawab

Ilustrasi. Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan Ali Bata Harahap memperlihatkan barang bukti vaksin dan serum yang palsu di Medan, Sumatera Utara, Rabu (29/6). (Foto: Antara/Septianda Perdana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan dari Fraksi Partai Gerindra, Roberth Rouw mengaku prihatin dengan penyebaran vaksin palsu yang masif di tengah masyarakat.

Ia menilai, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi selama ini.

“Kemenkes dan BPOM harus bertanggung jawab atas peredaran vaksin palsu selama ini di masyarakat. Negara membiarkan ini terjadi bertahun-tahun. Ini harus segera dihentikan,” kata  Roberth dalam siaran persnya yang diterima satuharapan.com di Jakarta, hari Sabtu (2/7).

Politisi asal Papua itu berharap, Kemenkes dapat berkoordinasi dengan baik dengan BPOM dan Polri dalam mengusut jalur distribusi vaksin palsu dari hulu hingga ke hilir. Apalagi saat ini satgas penanganan vaksin palsu sudah terbentuk. Sehingga, peredaran vaksin palsu bisa dengan mudah dihentikan.

“Jalur distribusi vaksin palsu harus diputus. Kita harus hentikan. Kemenkes BPOM dan Polri harus mengusut ini hingga tuntas,” kata dia.

Roberth juga meminta kepada satgas penanganan vaksin palsu untuk bekerja secara profesional dalam menjerat dan menghukum pelaku, baik itu pembuat ataupun distributor.

“Tangkap si pembuat dan distributor vaksin palsu, jangan tebang pilih, hukum seberat-beratnya,” kata dia.

Selain itu, ia juga menyesali kinerja BPOM dalam hal pengawasan produk kesehatan tidak bekerja dengan baik. Sebab, sudah 13 tahun dari sejak 2003 lalu peredaran vaksin palsu telah tersebar di masyarakat. Meski efek samping dari vaksin palsu tersebut belum diketahui, akan tetapi hal tersebut sangat membahayakan bagi dunia kesehatan di Indonesia.

“Kinerja pengawasan BPOM sangat lemah dan terkesan tidak berguna, 13 tahun sudah kita kebobolan dengan vaksin palsu. Itu baru satu produk kesehatan yang sudah ketahuan palsu dan mungkin masih banyak produk kesehatan lain yang palsu dan lebih membahayakan dan berefek pada kematian bagi masyarakat,” kata dia.

Karena itu, ia mendukung langkah Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam pemberian sanksi kepada rumah sakit dan tenaga kesehatan yang membeli serta menggunakan vaksin palsu tersebut dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Harus ada sanksi tegas bagi mereka yang sudah mengetahui dan malah menggunakan vaksin palsu tersebut,” kata dia.                                         

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home