Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 11:37 WIB | Rabu, 12 April 2023

WHO: Laporan Pertama Perempuan China Meninggal Akibat Flu Burung H3N8

Orang-orang berpartisipasi dalam latihan darurat pencegahan dan pengendalian virus flu burung H7N9 yang diselenggarakan oleh Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana pemerintah daerah di Hebi, Provinsi Henan, China 17 Juni 2017. (Foto: dok. Reuters)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Seorang perempuan telah meninggal karena flu burung H3N8 di China, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  melaporkan hari Selasa (11/4). Ini kematian manusia pertama yang diketahui dari jenis flu burung itu.

H3N8 diketahui beredar sejak 2002 setelah pertama kali muncul di unggas air Amerika Utara. Diketahui menginfeksi kuda, anjing, dan anjing laut.

Itu belum terdeteksi pada manusia sebelum dua kasus non fatal sebelumnya muncul, keduanya juga di China pada bulan April dan Mei tahun lalu.

Perempuan yang meninggal berusia 56 tahun dari Provinsi Guangdong di C ina tenggara. Dia jatuh sakit pada 22 Februari, dirawat di rumah sakit karena pneumonia parah pada 3 Maret dan meninggal pada 16 Maret, kata WHO.

“Pasien memiliki beberapa kondisi yang mendasarinya. Dia memiliki riwayat terpapar unggas hidup sebelum timbulnya penyakit, dan riwayat kehadiran burung liar di sekitar rumahnya,” kata badan kesehatan PBB itu dalam sebuah pernyataan.

"Tidak ada kontak dekat dari kasus yang mengembangkan infeksi atau gejala penyakit pada saat pelaporan," tambahnya.

Sementara paparan pasar unggas hidup mungkin telah menyebabkan infeksi, “masih belum jelas apa sumber pasti infeksi ini dan bagaimana virus ini terkait dengan virus flu burung A (H3N8) lainnya yang beredar pada hewan,” kata WHO, dan menyerukan penyelidikan lebih lanjut pada hewan dan manusia.

Dari dua kasus tahun lalu, satu mengalami penyakit kritis, sementara yang lain mengalami penyakit ringan. Kedua kasus tersebut kemungkinan tertular dari paparan langsung atau tidak langsung pada unggas yang terinfeksi, kata WHO.

“Tampaknya virus ini tidak memiliki kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang, sehingga risiko penyebarannya di antara manusia di tingkat nasional, regional, dan internasional dianggap rendah,” kata organisasi yang berbasis di Jenewa itu.

“Namun, karena sifat virus influenza yang terus berkembang, WHO menekankan pentingnya pengawasan global untuk mendeteksi perubahan virologis, epidemiologis dan klinis yang terkait dengan virus influenza yang beredar yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia (atau hewan).”

Kasus flu burung pada manusia biasanya merupakan akibat dari paparan langsung atau tidak langsung terhadap unggas hidup atau mati yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.

WHO mengatakan infeksi influenza hewan dapat mengakibatkan penyakit mulai dari konjungtivitis atau gejala mirip flu ringan hingga penyakit pernapasan akut yang parah atau bahkan kematian. Gejala gastrointestinal atau neurologis telah dilaporkan tetapi ini jarang terjadi, tambahnya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home