Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:11 WIB | Sabtu, 05 September 2015

Atlet dan Pengurus Harus Bisa Ciptakan Manajemen Keuangan

Ilustrasi: Richard Sambera saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan Calon Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Prasasta Widiadi)

PALEMBANG, SATUHARAPAN.COM - Mantan perenang dunia Richard Sambera mengatakan para atlet dan pengurus sebuah cabang olah raga membutuhkan manajemen pengelola keuangan dengan tujuan mempersiapkan masa depan seorang atlet.

“Apabila prestasi yang diraih terbatas, atlet tersebut  tidak bisa berbuat banyak lagi. Bahkan saat tidak berprestasi lagi kadang-kadang keuangan sudah habis,” kata Richard dalam diskusi Terbuka Untuk Bangsa "Kemana Visi Pembinaan Olahraga Kita"  di Palembang, Jumat (4/9).

Menurut dia, kondisi demikian perlu dipikirkan bagi atlet karena mereka tidak ada dana pensiun. “Jadi kesejahteraan juga dari atlet itu sendiri, terutama dalam pengelolaan keuangan,” kata Richard.

Selain itu pendidikan bagi atlet harus dipikirkan supaya ke depan bila ada kesempatan maka dapat dimanfaatkan bagi perusahaan dan pemerintahan.

Menurut dia, sekarang ini bonus atlet sudah cukup baik dibandingkan dengan saat dirinya berprestasi dahulu.

“Waktu  merebut medali emas PON saya diberi bonus TV 25 inci dan sekarang puluhan juta rupiah,” kata dia.

Richard mengatakan semua pihak harus bekerja sama oleh karena itu harus ada pengetahuan tentang keuangan sehingga masa depan terjamin.

Dalam diskusi  turut hadir Gubernur Sumsel Alex Noerdin, mantan atlet Richard Sambera dan Rexy Mainaky, dan mantan ketua Program Atlet Andalan Ahmad Sucipto ini.

Sementara mantan pebulu tangkis dunia Rexy Mainaki mengatakan, memang kesejahteraan atlet belum begitu maksimal diperhatikan.

“Bahkan kadang-kadang setelah berprestasi tidak diperhatikan lagi,” kata Rexy.

Dia menambahkan  perlu dipikirkan bersama terutama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan atlet.

Rexy menambahkan sudah saatnya  Indonesia mengelola dana pensiun atlet seperti yang dilakukan  Malaysia.

"Malaysia itu tidak mengenal bonus medali seperti yang diterapkan di Indonesia. Atletnya diberikan dana pensiun dengan kisaran beragam sesuai dengan prestasi yang dicapai, seperti peraih perak olimpiade Lee Chong Wee, sejak menjadi atlet hingga ia pensiun sampai meninggal dunia akan mendapatkan bantuan biaya hidup bulanan dari negara," kata dia.

Tanggapan Pemerintah

Pemerintah menggodok rencana pengelolaan dana pensiun atlet karena jaminan kesejahteraan kepada mantan olahragawan harus mulai diberikan.

"Saat ini sedang digodok, dan akan diajukan ke DPR. Pemerintah benar-benar ingin menggolkannya karena ini sebenarnya masukan yang sudah lama dari para pelaku olahraga," kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Djoko Pekik Irianto.

Djoko mengatakan pemerintah berani menelurkan usulan baru ini karena telah mendapatkan kepastian dana.

"Dana ada, dan tidak kurang. Tinggal mengurus secara legalitas saja. Mengapa ini membutuhkan waktu karena pemerintah berkeinginan ini berlangsung terus menerus atau tidak berakhir seperti era pemerintahan," kata dia. (Ant)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home