Loading...
BUDAYA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 20:38 WIB | Kamis, 19 Februari 2015

Berharap Berkah Imlek di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon

Berharap Berkah Imlek di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon
Para warga sekitar berkumpul di depan Vihara Dewi Welas Asih Cirebon, Kamis (19/2). (Foto-foto: Diah A.R)
Berharap Berkah Imlek di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon
Mereka biasanya mendapat angpao dari umat yang berdoa di Vihara pada hari raya Imlek.
Berharap Berkah Imlek di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon
Vihara Dewi Welas Asih diperkirakan berdiri pada tahun 1595.
Berharap Berkah Imlek di Vihara Dewi Welas Asih Cirebon
Lilin-lilin raksasa bentuk dari ungkapan syukur umat atas tahun yang baru.
CIREBON, SATUHARAPAN.COM - Suasana di Vihara Dewi Welas Asih yang berada di Jalan Kantor no 2 Cirebon nampak berbeda saat Hari Raya Imlek yang dirayakan oleh seluruh masyarakat etnis Tionghoa.
 
Puluhan orang tua dan anak-anak sudah berkumpul di depan pintu masuk Vihara. Salah satunya adalah Iim (72) yang merupakan warga Bandengan Mundu Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. 
 
Dia menceritakan saat Imlek, beberapa warga Mundu dan wilayah sekitar Vihara selalu datang untuk mencari berkah dari para umat yang datang untuk beribadah.
 
"Biasanya saya dapat Rp 5000 paling kecil dari (umat) yang datang. Paling banyak Rp 10.000," kata dia ketika ditemui satuharapan.com di Vihara Dewi Welas Asih, Kamis (19/2).
 
Dia mengatakan bahwa pihak Vihara juga memberi angpao yang nantinya diatur oleh pimpinan kelompok dan secara rata dibagikan kepada mereka. Namun Iim mengatakan tidak tahu berapa total uang yang diterima pada Hari Raya Imlek.
 
Salah satu petugas dari pihak Vihara yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa pada Hari Raya Imlek memang tidak ada acara khusus. 
 
"Kami tidak ada perayaan khusus hari ini. Paling umat saja yang datang untuk berdoa. Puncak perayaan sudah kami lakukan tadi malam dengan atraksi barongsai dan kembang api," kata dia.
 
Petugas tersebut mengatakan bahwa Vihara Dewi Welas Asih diperkirakan berdiri pada 1595 dan ditetapkan sebagai cagar budaya. Bangunan ini memiliki nuansa Hindu Bali dan arsitektur Tiongkok seperti naga di atap bangunan dan ukiran-ukiran di tiang penyangga bangunan.
 
Ada beberapa meja altar untuk pemujaan para dewa yaitu Kwan Im (Dewi Welas Asih), Kwan Kong (Dewa Panglima Perang), Ma Zu (Dewi Pelindung Laut), Wei Tuo (Boddhissatva Pelindung Dharma) dan beberapa lukisan.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home