Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 18:30 WIB | Sabtu, 24 Desember 2016

Kemendag Jamin Pasokan Pangan Aman Hingga Maret 2017

Stok dan Harga Barang Kebutuhan Pokok di Daerah Stabil
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita. (Foto: kemendag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin harga dan ketersediaan barang kebutuhan pokok tetap stabil menjelang pergantian tahun 2016.

Berdasarkan hasil pantauan pejabat Kemendag, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menjamin bahwa pasokan barang kebutuhan pokok aman hingga dua-tiga bulan ke depan atau hingga bulan Maret 2017.

Menurut Enggar, stok di tingkat distributor untuk komoditas yang tidak mudah rusak seperti beras, gula, minyak goreng, dan tepung terigu terpantau dalam kondisi cukup.

“Saat-saat menjelang Tahun Baru ini, para distributor telah mengantisipasi dengan menambah persediaan barang untuk memenuhi kenaikan permintaan,” kata Mendag.

Sedangkan, stok beras di Divisi Regional di beberapa daerah tersebut juga dilaporkan cukup dan aman untuk memenuhi kebutuhan hingga Maret 2017. Stok tersebut terdiri dari stok beras PSO (untuk raskin dan Operasi Pasar) dan stok beras komersial.

“Jumlah pasokan barang kebutuhan pokok di pasar tradisional, khususnya untuk komoditas yang mudah rusak seperti cabe, bawang, dan sayuran dilaporkan relatif cukup tersedia dan tidak ada permasalahan karena belum ada gangguan pasokan,” lanjut Mendag.

Dalam rangka menghadapi Tahun Baru 2017, Kemendag juga telah melakukan koordinasi dan pertemuan dengan beberapa asosiasi/pelaku usaha barang kebutuhan pokok, untuk mengetahui volume ketersediaan stok/pasokan, jangka waktu kecukupan stok untuk konsumsi.

Kemendag juga meminta para pelaku usaha untuk menjaga ketersediaan stok/pasokan dan stabilitas harga, di antaranya dengan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERP ADI), Asosiasi Pedagang Gula Indonesia (APGI), Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI) dan Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), dan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (ASPARINDO).

Selain itu, Kemendag juga telah melakukan fasilitasi pelaksanaan penandatanganan MoU kemitraan pendistribusian daging antara Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) pada 21 Desember 2016 dalam rangka pendistribusian daging sapi dengan harga Rp 80.000/kg sesuai dengan harapan Pemerintah.

Kondisi Distribusi

Distribusi barang kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan terigu ke wilayah Indonesia Timur seperti Ambon, Manado, Kupang, Jayapura, dan Manokwari akan terus dipasok dari Surabaya dan Makassar. Sementara cabai, bawang, dan sayuran dipasok dari Manado, Surabaya, dan Pulau Seram. D

alam kesempatan pemantauan di tingkat distributor, Kemendag telah meminta para distributor untuk tetap menyediakan barang kebutuhan pokok sesuai kebutuhan masyarakat setempat. Para distributor juga diperingatkan agar tidak melakukan penimbunan dan menaikkan harga secara berlebihan sehingga dapat memberatkan masyarakat.

“Secara umum, kondisi distribusi pasokan barang kebutuhan pokok tersebut berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan. Ditambah dengan adanya program tol laut membuat distribusi pasokan barang kebutuhan pokok menjadi lebih lancar,” kata Mendag.

Harga Turun

Hasil pemantauan terhadap cabai merah keriting di Medan teRp antau turun 28,5 persen menjadi Rp 42.670/kg dan di Semarang turun 27,0 persen menjadi Rp 36.800/kg.

Kondisi yang sama juga terjadi di Manokwari yang turun 23,5 persen menjadi Rp 32.500/kg; Palembang turun 16,7 persen menjadi Rp 62.500/kg; dan Ambon turun 12,2 persen menjadi Rp 24.000/kg.

Harga di DKI Jakarta juga terlihat turun 8,6 persen menjadi Rp 52.730/kg dan Bandung turun 8,0 persen menjadi Rp 58.000/kg.

Cabai merah besar di Manokwari turun 23,5 persen menjadi Rp 32.500/kg; Ambon turun 15,5 persen menjadi Rp 50.670/kg; DKI Jakarta turun 8,9 persen menjadi Rp 50.190/kg; Palembang turun 7,7 persen menjadi Rp 60.000/kg; Bandung turun 4,1 persen menjadi Rp 55.600/kg; dan Semarang turun 3,7 persen menjadi Rp 36.600/kg.

Untuk bawang merah, di Medan turun 11,6 persen menjadi Rp 28.000/kg; Manado turun 10,6 persen menjadi Rp 45.150/kg; Palembang turun 7,2 persen menjadi Rp 38.670/kg; dan Bandung turun 4,4 persen menjadi Rp 43.000/kg.

Sementara itu, harga cabai merah keriting, cabai merah besar, dan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati juga turun dibanding seminggu sebelumnya.

Harga cabai merah keriting turun 26,2 persen menjadi Rp 31.000/kg; cabai merah besar turun 11,8 persen menjadi Rp 30.000/kg; dan bawang merah turun 22,7 persen menjadi Rp 17.000/kg.

Beberapa barang kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan namun masih pada tingkat harga yang wajar adalah daging ayam ras dan telur ayam ras.

Harga daging ayam di Palembang naik 7,1 persen menjadi Rp 30.000/kg; Manado naik 3,7 persen menjadi Rp 27.800/kg; dan Bandung naik 3,1 persen menjadi Rp 33.000/kg.

Telur ayam ras di Semarang naik 10,0 persen menjadi Rp 22.000/kg; Palembang naik 9,9 persen menjadi Rp 20.330/kg; Bandung naik 9,6 persen menjadi Rp 21.600/kg; dan Ambon naik 7,8 persen menjadi Rp 29.100/kg.

Sementara itu, komoditas yang harganya naik cukup tinggi adalah cabai rawit merah akibat kurangnya pasokan ke pasar. Harga cabai rawit merah di Ambon naik 53,4 persen menjadi Rp 37.330/kg; Manado naik 36,7 persen menjadi Rp 38.950/kg; Semarang naik 23,0 persen menjadi Rp 68.400/kg; DKI Jakarta naik 22,6 persen menjadi Rp 76.360/kg; dan Jayapura naik 11,1 persen menjadi Rp 66.670/kg.

Harga cabai rawit merah di Pasar Induk Kramat Jati naik 52,1 persen menjadi Rp 73.000/kg. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home