Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:14 WIB | Selasa, 19 Januari 2016

Menristek: Perguruan Tinggi Kembangkan Program Studi Eksakta

Menristekdikti, Mohamad Nasir. (Foto: Antaranews/Yusran Uccang)

MAGELANG, SATUHARAPAN.COM - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, mengemukakan pentingnya perguruan tinggi mengembangkan program studi eksakta ketimbang ilmu-ilmu sosial, karena saat ini rasio di antara keduanya kurang ideal.

"Kondisi yang sekarang terjadi, kita dalam rasio antara program studi eksakta dan sosial, ini cukup tinggi sosialnya. Maka di eksaktanya harus kita tingkatkan," katanya di Magelang, Selasa (19/1).

Ia mengemukakan, penguasaan atas bidang sains dan keahlian teknik, oleh generasi muda, akan membawa bangsa Indonesia mampu memenangi persaingan pada era kesejagatan.

"Karena apa, tingkat persaingan dunia itu adalah bagaimana bidang sains dan engineering. Kita turun tiga grade, berarti menjadi sekitar 75 atau 74 dari 144 negara, yang tadinya dari 71. Penurunan ini akibat dari jumlah sains dan engineering kurang," katanya.

Ia mengatakan, posisi ideal antara program studi eksakta dan sosial sebagai 70 berbanding 30.

"Kalau idealnya 70:30, 70 eksakta baik ilmu pertanian, kehutanan, sains dan engineering, bidang-bidang kesehatan. Yang sosial yang bisa mendukung kemajuan kondisi saat ini. Kita di angka 45 hampir separuh (setengah)," katanya.

Ia mengatakan, rasio kurang ideal antara program studi eksakta dan sosial saat ini, terjadi bukan karena Indonesia kekurangan sumber daya manusia di bidang eksakta.

Akan tetapi, katanya, karena persoalan menyangkut persediaan dan permintaan.

"Bukan karena kurang (SDM), tetapi semua itu melihatnya karena adalah supply and demand itu dipengaruhi jumlah mahasiswa. Makin banyak permintaan, di situ penawaran makin meningkat. Ini di sini teori ekonomi berlaku, maka kita harus melihat, ternyata impact-nya apa di ekonomi nasional. Ini harus kita perhatikan," kata Nasir yang juga Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kota Semarang.

Saat pidato singkat, pada penanaman bibit pohon penghijauan di kawasan Sidotopo itu, ia juga mengemukakan pembangunan untuk kemajuan negara, membutuhkan peranan perguruan tinggi dalam mengembangkan fakultas tentang sains dan engineering secara lebih dominan.

Ia mengatakan, contoh tentang kemajuan Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan saat ini yang karena pengaruh pengembangan sains dan engineering.

"Karena, itu yang membangun ekonomi, riset-riset ke depan yang menghasilkan inovasi," katanya.

Terkait dengan pengembangan Universitas Tidar Magelang, yang secara resmi menjadi perguruan tinggi negeri sejak 2 April 2014, ia mengemukakan pentingnya pengelola perguruan tinggi tersebut mengembangkan kampus menjadi rujukan dan pilihan utama masyarakat dalam skala nasional. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home