Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 11:31 WIB | Rabu, 26 Oktober 2016

Pastor Ditembak di Kongo

Ilustrasi. Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa melakukan Inspeksi di Kongo. (Foto: christiantoday.com)

LUBUMBASHI, SATUHARAPAN.COM – Seorang pastor, Joseph Mulimbi Nguli (52) ditembak mati di Republik Demokratik Kongo pada Jumat (21/10) malam.

Seperti diberitakan Christian Today, hari Selasa (25/10) Joseph Mulimbi Nguli dibunuh oleh penyerang tak dikenal saat ia kembali ke rumah keluarganya di Katuba, sebuah distrik kota Lubumbashi, di ujung selatan dari Republik Demokratik Kongo.

Para uskup Kongo mengecam penembakan dan mengkhawatirkan akan terjadi serangan yang lebih luas di berbagai paroki dan komunitas keagamaan khususnya di Kinshasa, Kananga dan Bukavu.

Vikaris jenderal dari Keuskupan Agung Lubumbashi, Monsignor Denis Moto merasa yakin pejabat keamanan setempat akan menemukan penyerang dan membawa mereka ke pengadilan.

Menurut Christian Today pembunuhan adalah simbol dari masalah keamanan yang dihadapi di negara-negara di Afrika.

Pada Agustus 2016, 36 orang diikat dan ditikam hingga meninggal dunia di kawasan North Kivu oleh kelompok jihad asal Uganda Allied Democratic Forces-National Association for the Liberation of Uganda (ADF-NALU) yang menargetkan umat Kristiani yang tinggal di wilayah Timur Laut negara tersebut. 

Menurut organisasi yang melakukan pemantauan terhadap umat Kristiani yang mengalami penyiksaan di berbagai wilayah dunia sejumlah kekerasan seperti pembunuhan, pemerkosaan, penjarahan adalah hal yang lumrah terjadi dan dialami setiap pekan oleh umat Kristen di negara tersebut.

Seorang saksi dari organisasi yang mendistribusikan Alkitab, mengadakan pelatihan dan pelayanan, serta memberi advokasi bagi umat Kristiani yang teraniaya karena iman – Open Doors International (ODI) – mengatakan umat Kristen di negara tersebut hidup dalam penderitaan akibat dari serangan.

“Tanda-tanda kami mengalami serangan terlihat di mana-mana pada bangunan putus-putus sepanjang jalan. Desa kecil telah dibumihanguskan dan saat ini kami kesulitan untuk hidup karena hampir tidak ada kehidupan dari warga sipil yang terlihat di negara tersebut,” kata seorang perwakilan ODI yang tidak disebutkan namanya. 

“Delapan puluh persen dari rumah tangga di sini bekerja sebagai petani, namun mereka tidak dapat mengaksesnya karena itu terlalu berbahaya. Ini berarti tidak ada makanan dan tidak ada pendapatan. Mereka telah menjadi rentan terhadap kelaparan,” dia menambahkan. 

“Kami tidak mengerti mengapa hal ini terjadi kepada kami," kata seorang pendeta.

"Para pemberontak hanya mengambil orang ke semak-semak untuk membunuh mereka atau menculik mereka. Mereka menyerang satu tempat untuk sementara dan menyebabkan orang lari. Kemudian mereka menyerang hingga menyebabkan banyak orang melarikan diri,” kata seorang pendeta.

Baru-baru ini Keuskupan Katolik Kongo mengungkapkan keprihatinan atas pembunuhan terhadap pemuka agama di negara tersebut.

“Kami prihatin adanya pembantaian di North Kivu, khususnya di kota dan di Wilayah Beni, dari pembunuhan di Central Kasai hingga bentrokan antara pasukan keamanan dan milisi dari pemimpin tradisional Kamuina-Nsapu, dari konflik antar-komunitas yang menyebabkan banyak korban di beberapa provinsi, terutama di Katanga, seluruh peristiwa tersebut menjelaskan bahwa kelompok bandit sedang mengalami kebangkitan,” sebut pernyataan resmi tersebut.  (christiantoday.com)   

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home