Loading...
BUDAYA
Penulis: Prasasta Widiadi 06:36 WIB | Sabtu, 25 Oktober 2014

PNRI: Pameran Naskah Panji Tumbuhkan Kebanggaan Sastra Nusantara

PNRI: Pameran Naskah Panji Tumbuhkan Kebanggaan Sastra Nusantara
Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi PNRI, Welmin Ariningsih. (Foto-foto: Prasasta Widiadi).
PNRI: Pameran Naskah Panji Tumbuhkan Kebanggaan Sastra Nusantara
Taufik Razhen, budayawan (batik).
PNRI: Pameran Naskah Panji Tumbuhkan Kebanggaan Sastra Nusantara
Salah satu naskah panji yang dipamerkan.
PNRI: Pameran Naskah Panji Tumbuhkan Kebanggaan Sastra Nusantara
Salah satu naskah panji dalam bentuk lukisan.

 JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Penyelengaraan Pameran Naskah Panji yang diprakarsai Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) merupakan salah satu upaya menumbuhkan kebanggaan kepada generasi muda terhadap sastra nusantara.

Hal ini dikemukakan Welmin Ariningsih selaku Deputi Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi PNRI dalam sambutan di hadapan para undangan yang hadir pada pembukaan Pameran Naskah Cerita Panji, Jumat (24/10) malam WIB di di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jalan Salemba Raya No.28, Jakarta Pusat.

“Saat ini tidak banyak masyarakat, khususnya masyarakat Jawa Timur yang mengetahui bahwa Cerita Panji merupakan cerita Indonesia asli yang distribusi penyebarannya meluas ke lingkup regional, dan saat ini generasi muda kekurangan sumber akan teks-teks sejarah, sehingga pameran ini diharapkan berimbas ke generasi muda agar memiliki kebanggaan atas karya sastra yang ada di seantero nusantara,” kata Welmin Ariningsih.

Cerita panji merupakan salah satu cerita asli Jawa, karena kisahnya menyangkut berabgai peristiwa dalam beberapa kerajaan di Jawa Timur, yaitu Kahuripan, Daha, dan Gagelang, dan masih banyak lagi. Cerita Panji memiliki banyak versi dengan berbagai nama tokoh yang berbeda-beda. Walau berasal dari Jawa akan tetapi Panji tidak hanya dikenal di Jawa, melainkan juga menyebar hingga ke Bali, Lombok, hingga manca negara.

Cerita ini berkembang dalam rentan waktu antara abad ketujuh hingga ke-15, kisah Panji merupakan cerita percintaan mirip Romeo dan Juliet dalam kerangka kebudayaan Barat.

“Saat ini penting bagi kita untuk melihat betapa pentingnya warisan budaya berupa kesastraan, karena terkikisnya kesadaran budaya menunjukkan kemerosotan sebuah generasi di Indonesia, maka penting bagi kita untuk me-refreshing kembali budaya warisan leluhur kita,” Welmin Ariningsih mengakhiri sambutannya.

Dalam pameran naskah ini tidak hanya menyajikan koleksi milik PNRI, akan tetapi ini merupakan proyek dari budayawan Taufik Razhen  yang menceritakan ulang kisah dalam teks panji dari bahasa Bali atau yang masih dalam aksara Jawa Kuna ke dalam lukisan terpanjang di dunia yakni 1 x 60 meter.

Lukisan terpanjang itu digambar oleh seorang pelukis yang tergabung dalam proyek budaya Taufik Razhen bernama Pujianto, lukisan menceritakan kisah Panji dalam 23 episode yang masing-masing berisi kisah percintaan antara Panji Asmorobangun dan Putri Candrakirana atau Dewi Sekartaji. Ke-23 kisah tersebut dilukis dalam dua sisi kain selebar satu meter dan panjang 60 meter dengan berbagai warna yang sangat menarik. 

Pameran naskah Cerita Panji mengusung tema “Cerita Panji sebagai Warisan Budaya Dunia” berlangsung selama tujuh hari mulai Jumat (24/10) hingga Kamis (30/10) mendatang di Auditorium Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jalan Salemba Raya No.28, Jakarta Pusat.

Berbagai acara lain yang mendukung pameran ini adalah seminar cerita panji sebagai warisan dunia, tari-tarian yang diambil dari cerita panji, rancak betawi, gerai buku, reog, musik keroncong, musik akustik, dan demo penyalinan naskah dari aksara Jawa Kuna dan Bali ke dalam aksara latin.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home