Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 08:24 WIB | Senin, 13 April 2015

Rusia Evakuasi 300 Warga dari Yaman

Warga menuju kapal evakuasi milik Rusia, Minggu (12/4). (Foto: sputniknews.com)
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Sebuah kapal angkatan laut Rusia mengevakuasi 308 orang dari berbagai kebangsaan dari Yaman, kata pejabat kementerian pertahanan pada Minggu (12/4).

Mereka yang dievakuasi dibawa ke Djibouti, yang meliputi 45 warga Rusia, 18 warga Amerika, lima warga Inggris, 159 warga Yaman dan warga negara dari bekas negara-negara Soviet serta Timur Tengah.

“Semua orang yang dievakuasi dalam keadaan aman di atas kapal Rusia yang akan membawa mereka ke Djibouti pada pagi hari,” kata juru bicara kementerian Igor Konashenkov kepada badan Rusia.

Rusia telah mengevakuasi warganya dan warga negara lainnya melalui jalur udara dari ibu kota Sanaa dan melalui jalur laut dari Aden sejak konsulatnya diserang pada 29 Maret lalu.

Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi mulai menyerang pemberontak Syiah Huthi bulan lalu.

Pada Sabtu, kementerian luar negeri Rusia mengumumkan bahwa pihaknya akan berupaya untuk mengevakuasi lebih banyak warga pada Senin, namun serangan udara yang terus terjadi menghambat banyak pesawat memasuki zona udara Yaman.

Sementara pada Senin (13/4), Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev mengatakan operasi Militer di Yaman dapat mengakibatkan konflik serius antara negara-negara Arab dan Iran.
 
"Semakin banyak negara yang terlibat dalam konflik, termasuk Bahrain, Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Mesir, Yordania, Maroko, Pakistan dan Sudan. Situasi ini mungkin tumbuh menjadi konfrontasi luas antara Sunni dan Syiah, dan kemudian (meningkat) menjadi konflik tajam antara negara-negara Arab dan Iran," kata Patrushev kepada surat kabar Izvestia.
 
Yaman memiliki posisi geografis yang sangat penting karena memiliki akses ke Laut Merah dan Teluk Aden dan hampir menguasai selat Bab el-Mandeb. Setiap tahun, hingga 20.000 kapal melewati akses tersebut. Ini adalah salah satu rute tersibuk di dunia, Patrushev menekankan.
 
"Keinginan mengubah keseimbangan kekuasaan yang ada di wilayah tersebut dalam mendukung seseorang dapat menyebabkan perang yang panjang," kata Patrushev. (AFP)

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home