Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 21:00 WIB | Sabtu, 05 September 2015

Wasekjen PB PASI: Atletik Tidak Kalah Populer dari Sepak Bola

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (Wasekjen PB PASI) Sri Hastuti Merdiko (kaus merah, kanan) bberapa saat setelah mengalungkan medali ke salah satu pemenang di Kejurnas Atletik 2015 di Jakarta. (Foto: Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (Wasekjen PB PASI) Sri Hastuti Merdiko mengatakan bahwa atletik sesungguhnya memiliki penggemar fanatik cukup banyak di Indonesia, sehingga popularitasnya sama seperti cabang olah raga sepak bola dan bulu tangkis.

“Kita memiliki banyak even dan banyak kejuaraan juga lho, jangan salah, jadi nggak bisa kalau dikatakan hanya bola (sepak bola, red) atau badminton (bulu tangkis, red) di Indonesia,” kata Sri Hastuti Merdiko kepada satuharapan.com, di sela-sela Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Atletik 2015, hari Sabtu (5/9), di Media Center Stadion Gelora Atletik Rawamangun, Jakarta.

Sri memberi contoh sepak bola dan atletik dapat berkolaborasi, seperti yang dipertontonkan beberapa waktu lalu saat pertandingan Liga Indonesia–sebelum kompetisi dihentikan dan diambil alih Kementerian Pemuda dan Olah Raga–di sela-sela jeda istirahat babak pertama digelar sebuah perlombaan lari 60 meter.

“Komitmen kerja sama itu sudah lama, Mas. Ini sebagai salah satu sosialisasi atletik yang berperan penting juga di sepak bola,” kata dia.

Seperti dikutip dari situs resmi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia, pada awal Desember 2014 Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung,  mengadakan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Joko Driyono yang bertujuan mengadakan kerja sama  antara sepakbola dengan atletik. "Kami ingin meningkatkan minat penonton sepakbola, yang sebagian besar anak muda, terhadap olahraga atletik,"ujar Tigor Tanjung.

Dalam rancangan kerja sama tersebut  PB PASI menggelar pertandingan atletik di lintasan saat jeda pertandingan sepakbola. Pada saat waktu jeda istirahat pemain 15 menit, ada 10 menit waktu jeda yang bisa digunakan untuk perlombaan atletik seperti lomba lari estafet 8 x 50 meter, 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter. Harapannya, selama masa jeda, para penonton sepakbola tidak merasa bosan menunggu dan tetap bisa menikmati aroma kompetisi.  

Sementara itu, PB PASI yang memiliki banyak stok pelatih fisik siap menyediakan pelatih fisik bagi klub sepakbola maupun PSSI untuk meningkatkan kemampuan berlari dan VO2 Max para atlet sepakbola.

Banyak Perlombaan Lari Bergengsi

Selain itu, Sri memberi contoh bahwa popularitas atletik  terbukti dengan banyaknya ajang lari seperti Jakarta Marathon, atau beberapa waktu lalu ada perlombaan lari di Provinsi Bali yang diikuti beberapa pelari seperti Triyaningsih, dan kawan-kawan. Perlombaan tersebut  disponsori sebuah bank swasta asing.

Sri menjelaskan bahwa seluruh even tersebut harus menginduk ke PB PASI, karena organisasi tersebut  yang mengetahui ukuran prestasi seorang peserta lomba lari apakah layak dianggap profesional atau hanya sekadar senang-senang. 

“Kalau ada even seperti Jakarta Maraton, Mandiri Maraton, atau 5 atau 10 K (5 atau 10 kilometer, red) itu harus minta rekomendasi kita, dan ada pemberitahuan ajang tersebut resmi,” kata Sri.

Selain itu, Sri menambahkan, apabila terjadi sesuatu yang membutuhkan pertolongan medis maka ada tim kesehatan dari PB PASI yang siap siaga.

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home