Loading...
DUNIA
Penulis: Equivalent Pangasi 16:33 WIB | Kamis, 10 April 2014

10 Hal tentang Shakespeare yang Tidak Diketahui Orang

William Shakespeare, penyair, aktor, dan penulis drama yang melegenda sampai saat ini. (Foto: huffingtonpost.com)

NEW YORK CITY, SATUHARAPAN.COM – Penulis The Secret Life of William Shakespeare, Jude Morgan, memaparkan 10 hal yang tidak banyak diketahui orang tentang William Shakespeare melalui Huffington Post pada Rabu (9/4).

Kebanyakan orang mengenal William Shakespeare, penyair dunia ternama, sebagai sosok misterius. Beberapa orang yang imajinatif bahkan menyimpulkan Shakespeare bukanlah dirinya sendiri (dan mengapa ia tidak menjadi Francis Bacon, Christopher Marlowe, Bangsawan Oxford, dan Ratu Elizabeth I?).

Namun, dari apa yang diketahui dari sosok Shakespeare, ada 10 hal yang tidak banyak diketahui orang:

1. Bukan Satu-satunya Shakespeare di Teater

Edmund, yang berusia 16 tahun lebih muda, adalah adik laki-laki William. Ia juga menjadi aktor di London meskipun tidak banyak meninggalkan jejak karya. Edmund meninggal pada usia 27 tahun dan dimakamkan di St Saviour’s Church, Southwark yang merupakan salah satu pemakaman termahal.

2. Si Kucing Gemuk

Melalui kariernya di dunia teater yang meliputi akting, menulis naskah, dan menjadi sharer keuntungan perusahaannya, Shakespeare berhasil menimbun kekayaan. Pada usia 33 tahun, ia mampu membeli New Place, yaitu rumah terluas kedua di Stratford-upon-Avon (kota perdagangan di Warwickshire, Red).

Shakespeare juga membeli properti di London yang sama mewahnya dengan di Stratford. Dalam wasiatnya, ia mewariskan kekayaannya pada putri keduanya, Judith, yang bukan pewaris utamanya, dengan warisan sebesar £300, jumlah yang saat ini diperkirakan setara dengan £50.000 (Rp 949 juta).

Sebaliknya, rekan sesama penulis dramanya, Thomas Dekker, harus keluar-masuk penjara selama hidupnya akibat terlilit utang. Dekker meninggal pada 1632, dan istrinya meninggalkan tanah miliknya karena tidak ada lagi yang dapat diolah.

3. Sempat Menjadi Asisten Penulis

Pada masanya, adalah hal yang lumrah bagi penulis naskah drama untuk berkolaborasi. Terkadang sebuah drama ditulis oleh tiga atau empat penulis. Shakespeare sempat bekerja dengan Thomas Middleton pada karya berjudul Timon of Athens, dan berkolaborasi dengan John Fletcher pada karya berjudul Henry III. Selain itu beberapa bagian yang paling terkenal dari Macbeth kemungkinan juga merupakan hasil karya Middleton, yang popularitasnya melesat dalam dunia seni peran di kemudian hari.
 

4. Berbicara Shakespeare

Shakespeare memiliki peran penting bagi bahasa Inggris yang digunakan saat ini. Ia tidak hanya dicatat sebagai penulis yang menggunakan lebih banyak kosakata dibandingkan penulis lainnya, melainkan juga penulis yang telah menambah perbendaharaan kata. Beberapa di antaranya misalnya we owe him eyeball, bloodstained, radiance, assasination, dan lackluster.Frasa-frasa yang dibuatnya pun begitu tertanam dalam bahasa Inggris dan digunakan dalam percakapan sehari-hari.

5. Soneta Shakespeare Bukanlah Autobiografi

Soneta merupakan karya yang ‘modis’ pada zamannya. Soneta adalah suatu cara yang cukup bergaya untuk menunjukkan keterampilan. Anda tidak perlu benar-benar terengah-engah dengan pengalaman cinta yang tak terbalas untuk menuliskan pengalaman patah hati. Ketika Shakespeare menulis soneta, sifat dasar dramatis dirinya menciptakan karakter-karakter dan drama.
 

6. Putri Shakespeare Buta Huruf

Dari tiga anak hasil pernikahannya dengan Anne, hanya dua anak yang hidup, yaitu Susannah dan Judith. Sementara Susannah mampu menuliskan namanya, Judith hanya mampu membuat tanda. Saat itu, membaca merupakan suatu keterampilan yang berguna dalam bidang perdagangan dan profesi yang kebanyakan dilakukan laki-laki. Shakespeare adalah seseorang dengan keterampilan tersebut, dan saat itu perempuan dengan keterampilan membaca tidak diperhitungkan.
 

7. Tidak Mempersoalkan Adanya Transkrip
Selama drama-dramanya dimainkan, Shakespeare tidak terlalu peduli dengan persoalan transkrip. Namun ia sangat memperhatikan pencetakan dua puisi naratifnya, Venus and Adonis dan The Rape of Lucrece karena keduanya merupakan proyek penting bagi penyokongnya. Namun tidak sampai tujuh tahun setelah kematiannya, rekan-rekannya di teater mengumpulkan First Folio, yaitu edisi pertama karya-karya Shakespeare.

Semasa hidupnya, Shakespeare tidak terlalu peduli apakah drama-dramanya akan bertahan atau tidak. Ini sangat mungkin mencerminkan bagaimana rendahnya penghargaan terhadap drama sebagai suatu karya sastra. Ketika Ben Jonson, seorang penulis naskah seperti Shakespeare, mencetak naskah drama karyanya dan menyebutnya sebagai Works (karya, Red), orang-orang menertawakannya dan bertanya, “bagaimana bisa kamu menyebut drama sebagai Works (karya)?”

8. Tidak Memiliki Keturunan 
Putra satu-satunya, Hamnet, meninggal pada usia 11 tahun. Putrinya yang bernama Susanna tidak memiliki anak, sedangkan cucu-cucu dari putrinya yang bernama Judith, meninggal pada usia muda. Selain itu, tidak ada satu pun dari ketiga saudara laki-lakinya yang menikah. Garis keturunan Shakespeare berhenti setelah 25 tahun kematian penyair itu.

9. Selama 200 Tahun, Teater Mengacaukan Karya Shakespeare 
Ketika teater dibuka kembali setelah Commonwealth, orang-orang memulai tradisi melakukan apa pun yang mereka suka dari drama-drama Shakespeare.  Mereka memotong karyanya menjadi beberapa bagian dan mengadaptasinya menjadi musikal dan pantomim. Mereka juga menghilangkan bagian-bagian tragis dalam drama dengan memberikan akhir yang bahagia.

10. Memiliki Pembenci Kelas Berat 
Tidak semua orang sependapat mengenai keagungan Shakespeare sebagai penulis. Voltaire berpendapat Hamlet adalah karya seorang pemabuk liar. Selain itu George Bernard Shaw, dalam ulasannya tentang karya Shakespeare yang berjudul Cymbeline tak ragu-ragu menunjukkan kebenciannya kepada Shakespeare. Ia mengatakan dirinya akan merasa lega jika bisa melempar batu kepadanya. (huffingtonpost.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home