Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 11:43 WIB | Kamis, 20 Maret 2014

23 Penyair Tampil dalam Lima Antologi Puisi Esai

23 Penyair Tampil dalam Lima Antologi Puisi Esai
Sujiwo Tejo menampilkan pertunjukan wayang. (Foto-foto: Ignatius Dwiana)
23 Penyair Tampil dalam Lima Antologi Puisi Esai
Penampilan panggung pertunjukan wayang.
23 Penyair Tampil dalam Lima Antologi Puisi Esai
Konferensi pers peluncuran lima buku antologi puisi esai.

suJAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 23 penyair kondang tampil bareng dalam lima antologi puisi esai. Peluncuran buku bertema ‘Menating Suratan untuk Indonesia’ dilangsungkan di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada Rabu (19/3).

Beberapa di antara 23 penyair kondang itu yang karyanya dimuat seperti Agus Noor, Zawawi Imron, Ahmadun Yosi Herfanda, dan Sujiwo Tejo. Karya mereka diterbitan dalam lima buku: Moro-Moro Algojo Merah Saga, Sungai Isak Perih Menyemak, Testamen di Bait Sejarah, Serat Kembang Raya, dan Jula Juli Asam Jakarta.

Lima buku itu diluncurkan dalam penampilan kolaborasi antara pertunjukan wayang dengan pembacaan penggalan puisi esai dari para penyair. Sujiwo Tejo tampil menjadi dalang yang menjahit aneka pembacaan penggalan puisi esai itu melalui pertunjukan wayang berlakon ‘Sastra Jendra Hayuningrat’.

Puisi esai dipopulerkan Denny JA melalui penerbitan bukunya, Atas Nama Cinta. Selanjutnya beberapa buku bergenre serupa ditulis para penulis dan intelektual yang bukan penyair. Mereka adalah orang-orang yang bergelut dalam masalah sosial dan keagamaan dan menuangkan pemahamannya lewat sastra dengan genre puisi esai ini. Setidaknya sudah 18 buku puisi esai terbit sampai dengan hari ini.

Acara lima antologi puisi esai ini hasil kerja bareng Jurnal Sajak, Rumah Kampung Dukuh, dan Denny JA’s Public Library Inspirasi.co.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home