Loading...
SAINS
Penulis: Francisca Christy Rosana 19:04 WIB | Sabtu, 19 September 2015

Akademisi UGM Bangkitkan Harapan Baru Memanen Air Hujan

Suasana seminar international Smart Cities di Gedung Graha William Soerjadjaja, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (19/9). (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ada banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengatasi persoalan banjir di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya dengan memanen air hujan. Dr Agus Maryono, dosen di Fakultas Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menjadi salah satu akademisi yang mengusulkannya.

Memanen hujan juga dilakukan oleh masyarakat tradisional zaman dulu untuk mengatasi masalah kekeringan. Enam bulan lamanya sebelum musim kemarau datang, penduduk yang umumnya tinggal di desa ini berbondong-bondong menabung hujan. Selanjutnya, mereka memanen air kala kemarau tiba.

Teknologi ini dapat diterapkan di kota banjir seperti Jakarta untuk mengatasi banjir. Menabung kemudian memanen hujan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Dua di antaranya ialah dengan membuat sumur resapan dan membeli tangki air. Dengan cara yang mudah, setiap orang dapat melakukannya secara manual.  Upaya memanen hujan adalah bagian dari menumbuhkan pola pikir yang pintar dan menciptakan Smart City.

“Smart City harus pandai memanajemen air. Memanen air hujan bisa mengurangi banjir, dan juga menyediakan air bersih untuk keperluan sehari-hari,” ujar Agus saat ditemui dalam seminar bertajuk "Smart Cities: Sustainable Urban Development" di Gedung Graha William Soerjadjaja, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (19/9).

Air hujan tak melulu dianggap musibah. Air hujan menurutnya justru dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, misalnya untu kebutuhan cuci, memelihara ikan, pertanian, dan sebagainya.

“Air hujan menjadi entitas yang menyebabkan orang untuk lebih kreatif. Jangan takut hujan, justru hujan bisa dimanfaatkan untuk air minum, untuk perikanan, dan pertanian meskipun jumlahnya kecil. Jakarta banjirnya dapat berkurang kalau semua orang nampung hujan,” kata dia.

Memanen air hujan sudah pernah diterapkan di berbagai wilayah, seperti di Gunungkidul, Bogor, Bandung, Banjarmasin, dan Jambi. Tak hanya ditampung, air hasil panenan hujan juga harus difilter dengan filter sederhana, misalnya kain kaus.

Memanen air hujan memberi harapan baru bagi persoalan banjir dan kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah di Nusantara. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home