AS: Israel Harus Tuntaskan Penyelidikan Kematian Jurnalis Shireen Abu Akleh
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, berbicara dengan rekannya dari Israel pada hari Jumat (27/5) tentang pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, dengan latar belakang meningkatnya ketegangan di Yerusalem.
Diplomat top AS mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Yair Lapid bahwa Israel perlu menyelesaikan penyelidikan atas pembunuhan Abu Akleh yang terjadi selama serangan militer di Jenin.
Abu Akleh, seorang reporter untuk Al Jazeera, ditembak dan dibunuh dua pekan lalu saat melaporkan serangan militer Israel di Tepi Barat yang diduduki. Palestina dan outletnya menuduh militer Israel membunuhnya. Rekaman video menunjukkan Abu Akleh, 51 tahun, mengenakan jaket anti peluru dengan tulisan “Press” terlihat jelas. Israel telah menolak tanggung jawab.
Saat peti matinya dibawa keesokan harinya, ratusan warga Palestina terlihat mengibarkan bendera Palestina dan bernyanyi. Tak lama setelah itu, pasukan Israel bergegas ke pelayat, menyerang mereka dengan tongkat, termasuk pengusung jenazah dan menyebabkan peti mati dijatuhkan.
Pawai yang direncanakan akhir pekan ini oleh nasionalis Yahudi melalui wilayah Palestina, menandai pawai Hari Yerusalem tahunan, juga telah menimbulkan kekhawatiran akan bentrokan baru antara Palestina dan Israel.
Pawai yang sama, yang diadakan tahun lalu, memicu pertempuran terberat dalam beberapa tahun antara Hamas dan Israel. Perang 11 hari di Gaza berakhir setelah mediasi oleh Mesir, Yordania dan Amerika Serikat.
"Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken berbicara hari ini dengan Menteri Luar Negeri Israel dan Perdana Menteri Alternatif Yair Lapid mengenai pentingnya Israel dan Palestina bekerja untuk menjaga ketenangan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price, dalam sebuah pernyataan.
Blinken menegaskan kembali komitmen dan dukungan pemerintah Biden untuk solusi dua negara yang dinegosiasikan.
Blinken dan Lapid juga membahas “upaya bersama mereka untuk menghadapi tantangan global,” termasuk Iran dan proksinya.
AS dan Iran menemui jalan buntu untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang sekarang sudah tidak berlaku, yang ditarik oleh AS di bawah mantan Presiden Donald Trump.
Perang bayangan antara Iran dan Israel telah terjadi, dengan Teheran menuduh AS membiarkan Israel menyabotase kesepakatan potensial yang akan membuat sanksi AS dicabut terhadap Iran dengan imbalan Iran membatasi program senjata nuklirnya. (Al Arabiya)
Editor : Sabar Subekti
Hari AIDS Sedunia 2024, Pesan Mengatasi Stigma dan Diskrimin...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pesan “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa” kembali diser...