Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:31 WIB | Rabu, 13 April 2016

Asian Agri Karyakan Warga Desa Bebas Api

Peresmian Program Desa Bebas Api tahun 2016 (Fire Free Village Program Launching 2016) resmi diluncurkan di Hangar Bandara khusus PT RAPP Sultan Syarif Haroen Satia Negara, 30 Januari 2016. (Foto: m.jurnalriau.com)

PEKANBARU, SATUHARAPAN.COM - Asian Agri Group mengkaryakan seorang warga dari masing-masing desa di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, demi wujudkan fire free village program (FFVP), atau program desa bebas api untuk menekan kebakaran lahan dan hutan tahun ini.

"Demi terwujudnya desa bebas api, kami kukuhkan satu orang warga jadi kru atau koordinator di setiap wilayah FFVP binaan Asian Agri untuk melakukan koordinasi secara aktif," kata Head Sustainability and CSR Asian Agri, Welly Pardede, di Pekanbaru, Selasa (12/4), seperti diberitakan Antara.

Melalui proses pemilihan, kata Welly, terpilih tujuh koordinator mewakili masing-masing desa dari tempat tinggalnya, seperti Desa Lubuk Ogung di Kecamatan Sikijang dan Desa Rantau Baru di Kecamatan Pangkalan Kerinci, kemudian Desa Delik dan Desa Lalang Kabung di Kecamatan Pelalawan, Desa Segati, Desa Langgam, dan Desa Sotol di Kecamatan Langgam, yang keseluruan berada di Kabupaten Pelalawan.

Pengukuhan tujuh warga desa tersebut menjadi koordinator kebakaran lahan dan hutan dilaksanakan pekan lalu, 5 April 2016, dan secara simbolis melakukan penandatanganan kerja sama perusahaan dengan warga terpilih disaksikan kepala desa terkait.

"Kami sengaja pilih warga setempat di tujuh desa untuk dikaryakan dalam program ini. Selain mereka lebih kenal wilayah kerja, hal ini juga turut berikan peluang kerja bagi warga tempatan," katanya.

Kepala Desa Rantau Baru Muhammad Syahrir dalam sambutan di acara pengukuhan tersebut mengatakan pihaknya menyambut baik atas dukungan perusahaan, terutama dengan adanya koordinator, dan diharapkan target nol kebakaran di desanya tercapai.

Dia berterima kasih atas gagasan perusahaan membentuk program desa bebas api, yang memberi lapangan kerja tujuh warga desa. 

Manager Sustainability Asian Agri, Zulbahri, mengatakan program ini sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya menstimulasi warga setempat agar mengetahui bahaya kebakaran lahan dan hutan serta berupaya untuk mencegah.

"Kita lebih utamakan pencegahan terkait karlahut dan kami bentuk FFVP. Setiap desa peserta bagi yang mampu menjaga desanya bebas dari api, berkesempatan mendapatkan penghargaan Rp100 juta dalam bentuk peningkatkan prasarana/fasilitas umum desa itu," katanya.

Menteri Koordinator Politik dan Hukum Luhut Binsar Panjaitan, pada Maret lalu menyatakan, program desa bebas api bisa diadopsi di daerah-daerah lain, demi mencegah terjadinya kebakaran, agar wilayah selama ini terkena kebakaran lahan dan hutan bisa dihilangkan.

"Desa bebas api ini apabila digulirkan terus menerus akan membantu tidak terjadi kebakaran-kebakaran besar seperti di tahun lalu," katanya.

Menurut Luhut, saat ini pemerintah tengah mengkaji program tersebut agar bisa diterapkan di daerah yang tahun lalu menjadi pusat kebakaran hutan. Apalagi program desa bebas api sangat bagus untuk dikembangkan di daerah yang rawan terkena kebakaran. "Kami terus melihat dan mempelajari. Program seperti ini bagus untuk dikembangkan," katanya.

Empat perusahaan perkebunan dan kehutanan raksasa berkongsi merintis Data dan Fakta Karhutla 2015. Perusahaan-perusahaan itu adalah Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) dan Asian Agri yang merupakan entitas bisnis milik Grup Royal Golden Eagle, Wilmar International Ltd, serta Musim Mas.

Direktur Grup Royal Golden Eagle (RGE), Anderson Tanoto, mengatakan pelaku usaha menyadari investasi untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih kecil dibandingkan dengan biaya pemadaman, demikian seperti dikutip dari palmoilpledge.id.

Sebelumnya perusahaan pulp dan kertas sejak 2013 telah menginisiasi desa bebas api.

Salah satu penerima bantuan dari program Desa Bebas Api 2015, yakni desa Kualapanduk Pelalawan Riau. Tomjon, kepala desa mengatakan, program tersebut membantu karena memberi solusi ketika masyarakat dilarang membakar. Mereka terbantu dalam membuka lahan, perusahaan telah menyediakan alat berat untuk mencacah tumbuhan liar di lahan.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home