Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Bayu Probo 07:42 WIB | Senin, 04 Agustus 2014

Bambu Sembilang, Bambu Raksasa, Kurangi Erosi Tanah

Bambu Sembilang (Dendrocalamus giganteus Munro) terlihat seperti raksasa dibanding pamuda yang berdiri di sampingnya. (Foto: icssr.com/JJ-Mery)

SATUHARAPAN.COM – Bambu Sembilang (Dendrocalamus giganteus Munro) bambu yang terbesar dari jenis lain yang dikenal di dunia. Disebut terbesar dalam hal ini bukan hanya pada buluhnya, tetapi juga rumpunnya. Rumpun bambu sembilang memang tidak terlalu rapat, tetapi bisa mencapai diameter tiga meter. Buluhnya tegak dan tingginya bisa mencapai 30 meter dengan garis tengah batang mencapai 25 centimeter. Panjang ruasnya bisa mencapai 50 centimeter dan tebal dinding mencapai 2,5 centimeter.

Bambu ini secara alamiah berasal dari Myanmar dan Thailand. Beberapa ciri penampilannya adalah buku-buku bagian bawah mengandung akar hawa yang pendek-pendek dan menggerombol. Cabangnya hanya terdapat pada buku-buku bagian atas. Pelepah buluhnya melebar dan miangnya berwarna cokelat hitam. Daun pelepah buluh berbentuk  bulat telur dengan ujung yang meruncing. Panjangnya sekitar sembilan centimeter.

Di Jawa, bambu ini belum banyak ditanam. Koleksi yang cukup baik adalah di Kebun Raya Bogor. Koleksi itu didatangkan dari Burma (Myanmar sekarang) kira-kira tahun 1900. Di daerah asalnya bambu ini dimanfaatkan untuk tempat mengambil air. Sedangkan rebungnya diketahui bisa dikonsumsi sebagai sayuran.

Perbanyakan bambu ini dilakukan dengan menanam potongan buluh. Hal ini pernah dilakukan di Kebun Raya Bogor dan hasilnya cukup baik. Sedangkan perbanyakan dengan rimpang belum banyak dilakukan. Belum pernah ada catatan bahwa bambu ini menghasilkan bunga, seperti halnya bambu betung (Dendrocalamus asper), dan juga pertumbuhannya lambat.

Melihat sosoknya yang besar dan cabangnya ada di buku bagian atas, serta dinding buluhnya yang tebal, bambu ini potensial dimanfaatkan untuk bahan bangunan. Buluhnya yang besar dan tegak bisa dijadikan tiang rumah tradisional yang cukup kuat.

Rebungnya dapat dimakan tetapi tidak begitu populer untuk dikonsumsi. Batang bambunya dipakai untuk konstruksi bangunan dan perumahan, pipa air, perlengkapan perahu, cinderamata (rajutan,topi), produksi kertas, perlengkapan rumah (papan, dinding, lantai, atap, pintu, rak buku). Penanaman dalam jumlah banyak dan bergerombol dapat mengurangi erosi tanah. (Puslitbang Biologi-LIPI)

Artikel untuk mengenal berbagai spesies bambu dapat Anda baca di:

Bambu Ater: Punya Nilai Ekonomis Tinggi
Bambu Gombong, Pohon Multiguna
Cangkoreh, Bambu Berkasiat Obat


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home