Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 12:18 WIB | Jumat, 15 November 2013

Basuki: Ada Berbagai Penghambat Usaha Pengendalian Banjir Jakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Foto: Kartika V.)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yang menyebabkan DKI Jakarta belum optimal dalam pengendalian banjir adalah pembelian alat dan permasalahan di tender. Juga, belum optimalnya inspeksi di waduk dan sungai. Tandanya, di waduk dan sungai masih ada rumah-rumah liar. Bahkan, lurah maupun camat belum maksimal telusuri selokan-selokan dan sungai di wilayah mereka.

Oleh sebab itu Gubernur DKI jakarta, Joko Widodo sendiri turun tangan untuk keliling, lalu memberikan mereka semua data sebagai pekerjaan rumah para Wali Kota di wilayahnya masing-masing. Inilah penjabaran Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama—sering disapa secara akrab dengan nama Ahok—yang dia sampaikan di Balai Kota, Jumat (15/11). Masalah seperti ini dialami di Amerika Serikat juga menurut Ahok. 

Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI akan segera mengusahakan pembongkaran gubuk-gubuk liar. Ia juga telah menginstruksikan, misalnya tanah negara yang disewakan untuk usaha-usaha komersil, akan ada sanksi, dan bukan hanya perdata, melainkan termasuk pidana. “Kita mau gugat sekarang, bukan perdata lagi tapi pidana langsung penjarakan mereka,” ujarnya.

Selain itu, Ahok mengungkapkan kelemahan sebelumnya dalam hal pembelian barang, karena dulu beli barang tidak dalam e-katalog, sehingga pengadaan barang begitu lambat meskipun anggaran ada. Namun, sekarang pengadaan barang untuk dinas manapun akan dia dorong menggunakan e-katalog. “Misalnya seperti bus, duit saja masak tidak dapat, nah nanti kalau ada e-katalog kita tinggal beli, lebih cepat,” lugas dia dengan gaya bahasa khasnya.

Kendala dari luar adalah orang yang menduduki tanah milik Pemprov. Konsep yang diusung Gubernur DKI Joko Widodo, yaitu kalau akan menggusur pemukiman liar di bantaran sungai atau waduk—supaya ada jalan inspeksi— Pemprov harus siapkan rumah susun untuk merelokasi warga yang tinggal di sana.

Akan tetapi, dia akui memang membangun rumah susun tidak bisa siap cepat. “Pak Gubernur maunya akhir tahun ini siap, tetapi tidak ada kontraktor yang sanggup, padahal tender sudah pakai swasta, mereka paling bisa siap April (2014),” keluhnya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home