Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:33 WIB | Jumat, 17 Juni 2016

Bayi di AS Lahir Dengan Cacat Lahir karena Zika

Ilustrasi petunjuk perjalanan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bagi perempuan hamil yang akan bepergian ke negara yang terpapar virus zika. (Foto: thedailybeast.com)

ATLANTA, SATUHARAPAN.COM – Tiga bayi telah lahir di AS, dengan cacat lahir akibat virus zika, bayi-bayi, yang ibunya terinfeksi zika, memiliki masalah otak seperti mikrosefali, kelebihan cairan di otak, pengembangan mata tidak normal, demikian Pusat AS untuk Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan hari Kamis (16/6).

CDC juga melaporkan, tiga perempuan yang  terpapar virus zika mengalami kerugian. Di antaranya, keguguran, bayi lahir meninggal, atau aborsi, karena janin menunjukkan tanda-tanda cacat lahir.

Data yang dirilis pada hari Kamis (16/6), adalah bagian dari sebuah laporan baru CDC, yang akan mulai dibagikan secara teratur, pada perempuan  hamil dengan zika di AS.  Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan CDC, sebagian besar perempuan terkena virus  zika karena melakukan perjalanan ke negara yang terpapar virus zika. Selain itu ada juga beberapa perempuan terkena virus dari transmisi seksual, meskipun CDC tidak mengatakan berapa banyak karena alasan privasi. Sejauh ini, tidak ada kasus zika, yang ditularkan oleh nyamuk lokal di benua AS.

"Kami mencoba yang terbaik untuk menjadi transparan, responsif dan berbagi apa yang kita tahu," kata Dr Denise Jamieson, Chief of the Women’s Health and Fertility.

Sejauh ini ada lebih dari 200 wanita Amerika dengan bukti terinfeksi virus zika di benua AS, dan lebih dari 165 di wilayah AS seperti Puerto Rico.

Para peneliti, semakin memahami dengan  jelas risiko zika selama kehamilan. Dalam laporan yang dirilis hari Selasa (14/6) di New England Journal of Medicine, peneliti CDC dan pakar kesehatan di Kolombia melaporkan bahwa sekitar 12.000 perempuan hamil di negara itu memiliki virus, tapi semua perempuan yang terinfeksi memiliki usia kehamilan di trimester ketiga (antara tujuh hingga sembilan bulan), dan mereka dan telah melahirkan bayi yang sehat. Diperkirakan, meski belum benar-benar dikonfirmasi, risiko tertinggi terinfeksi zika pada awal kehamilan. Jamieson mengatakan tapi masih belum jelas apakah bayi-bayi yang tampak sehat itu, dapat  memiliki risiko di kemudian hari.

"Kami berharap perempuan, akan mengikuti petunjuk perjalanan dari kami, walaupun demikian kami pasti selalu siap siaga, bila terjadi kasus yang berat, karena merebaknya nyamuk yang semakin meluas , dan kemungkinan adanya  beberapa penularan yang lebih luas," kata Jamieson. (time.com)

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home