Loading...
INSPIRASI
Penulis: H. Hans Panjaitan 07:17 WIB | Kamis, 21 Januari 2016

Bersatu Melawan Teror

Dunia cenderung makin tidak ramah.
Bersatu (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Aksi teror bom pada Kamis 14 Januari 2016 silam pasti mengguncang perasaan kita. Maklum saja, semua berlangsung tiba-tiba. Wajar kita semua sempat merasa shock luar biasa. Apalagi, kita baru saja melewati Natal dan Tahun Baru, yang dikhawatirkan oleh banyak pihak akan dimanfaatkan teroris untuk melakukan aksinya.

Tahun 2016 datang tanpa ada insiden, semua orang pasti lega. Aparat yang dalam beberapa minggu sebelumnya fokus dan konsentrasi menjaga keamanan dan ketertiban Natal dan pergantian tahun, pun merasa waktunya untuk mulai cooling down. Namun, pada saat-saat ”kosong” itulah teroris beraksi di Jalan Thamrin, Jakarta. Ledakan Bom menciptakan kepanikan sesaat.

Tetapi, syukurlah semua cepat diatasi. Para pelaku teror semua tewas, karena ditembak petugas atau meledak bersama bomnya sendiri. Berdasarkan data terbaru, korban tewas dalam peristiwa itu berjumlah delapan orang, termasuk di antaranya 4 pelaku teror. Korban luka 26 orang. Yang lebih melegakan tentu saja adalah respons masyarakat luas yang menyatakan ”tidak takut”. Uniknya, peristiwa teror bom itu malah dibikin lelucon (meme) oleh netizen di media sosial.

Begitulah seharusnya sikap  kita dalam menghadapi aksi-aksi teroris atau pun aksi kekerasan lain. Sebab kalau kita takut, pihak yang meneror akan merasa semakin jumawa. Tahu bahwa orang lain ketakutan, mereka makin merajalela. Itulah yang antara lain membuat sehingga aksi-aksi kekerasan berbau agama tidak pernah sepi, bahkan semakin marak. Para pelaku menganggap diri mereka sebagai subjek, dan orang lain objek yang harus dibuat bertekuk lutut selamanya.

Dunia cenderung makin tidak ramah, dan bahkan menakutkan. Aksi-aksi kekerasan, terutama yang bermotif agama, semakin mudah mendapatkan tempatnya di berbagai belahan dunia. Ratusan ribu atau mungkin jutaan orang meninggalkan kampung halaman, negeri leluhur,  menantang maut menyeberangi samudera menuju negara lain karena mengalami teror. Mereka menjadi pengungsi di negara-negara yang mereka anggap lebih aman dan lebih menghargai harkat mereka sebagai manusia. Padahal, andaikan manusia yang jumlahnya ratusan ribu ini bersatu padu, tanpa ada rasa takut menghadapi peneror yang jumlahnya lebih sedikit, yang hanya menang dalam senjata, tentu masa depan dunia tidak akan sesuram ini.

Rakyat Indonesia sudah memperlihatkan keberaniannya dalam menghadapi teror. Semoga hal ini menginspirasi masyarakat dunia di belahan dunia mana pun untuk bersatu melawan teror.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home