Loading...
INSPIRASI
Penulis: Made Teddy Artiana 01:00 WIB | Minggu, 22 Juni 2014

Brand(ing)

Foto: inspirasi

SATUHARAPAN.COM – Judul di atas, termasuk kata yang paling sering digunakan dalam dunia marketing. Brand pada awalnya secara sederhana, bermakna ”identitas” atau ”jati diri”. Istilah brand kemudian berkembang sedemikian rupa tidak hanya sebagai ”identitas”, namun ”persepsi”. Identitas dan persepsi jelas berbeda. Identitas adalah jati diri, sedangkan persepsi adalah sesuatu yang ada di benak seseorang tentang suatu hal.

Tak hanya produk, brand juga dilekatkan pada orang. Istilah personal branding pun mencuat kepermukaan. Maka ramai-ramailah orang  mem-branding diri mereka. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan personal branding, terutama ketika 100% menyangkut identitas. Tetapi, saat bergeser melulu pada persepsi, ini mengundang masalah. 

Dalam Alkitab kita juga menemukan dialog tentang personal branding.  

”Apa kata orang tentang Aku,” Yesus bertanya kepada para murid.

 ”Menurut mereka, Engkau adalah...”  murid-murid pun menjawab beragam.

”Menurut kamu, Aku ini siapa?”

”Engkau Mesias!” Petrus Sang Bombastis pun angkat bicara.

Jawaban yang tepat. Namun, yang mengherankan Yesus melarang keras mereka memberitahu orang banyak bahwa diri-Nya adalah mesias.

Jelas persepsi orang banyak tentang Kristus tidak dapat dipersalahkan. Yang menarik adalah persepsi para murid. Meskipun menggunakan terminologi yang sama dengan ”identitas” Yesus yang sebenarnya, ternyata persepsi mereka tentang Mesias keliru besar. Karena itulah Yesus melarang keras mereka menyebarluaskan presepsi yang salah itu.

Dunia hari ini, kian membuat seseorang kehilangan identitas dan menukarkannya dengan persepsi. Kita begitu khawatir tentang persepsi orang terhadap diri kita. Ini tentu manusiawi. Namun, kekhawatiran yang berlebih terhadap sebuah persepsi—yang kemudian berakibat pada hilangnya identitas—jelas berbahaya.

Identitas bekerja dari dalam ke luar, sementara persepsi dari luar ke dalam. Identitas membentuk diri kemudian mempengaruhi sekitar, sementara persepsi pengaruh sekitarlah yang membentuk diri. Tentu kita harus memerhatikan apa pendapat orang, tetapi jangan sampai kehilangan identitas diri.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home