Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 20:34 WIB | Rabu, 09 September 2015

Cerita Glenn Fredly Lewati Gejolak Politik 1998

Glenn Fredly saat konferensi pers Filosofi Kopi di Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta pada Selasa (7/4) sore. (Foto: Francisca Christy Rosana)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Musikus Glenn Fredly telah melewati dua dekade bekiprah di dunia musik. Sejak kemunculan pertamanya pada 1995 hingga bertahan pada 2015, ia mengatakan sempat merasakan sulitnya hidup di kancah hiburan dari tongkat estafet kepemerintahan satu ke pemerintahan yang lain.

Tahun 1998, saat gejolak politik orde baru mencapai puncaknya, Glenn mengaku sempat merasakan titik terendah industri musik. Saat itu, dunia hiburan disebut-sebut hampir collaps.

“Saya begitu rilis single, dua bulan kemudian reformasi terjadi. Industri musik collaps. Tapi kami musikus percaya, di situ musik levelnya sebagai peredam atau penghibur memberi atmosfer sejuk bagi kondisi politik,” ujar Glenn kepada satuharapan.com seusai Konferensi Pers Konser Menanti Arah di Jalan Gunawarman Nomor 11, Jakarta Selatan, Rabu (9/9).

Tantangan yang dihadapi pada masa itu rupanya berhasil menumbuhkan karakter diri yang tangguh di kemudian hari. Glenn mengatakan, sayangnya generasi saat ini memiliki tantangan yang berbeda dengan apa yang ia dan kawan-kawan sejawatnya lewati sebelumnya.

“Kondisi saat ini jauh lebih baik. Saya mengalami bagaimana industri kreatif hanya dianggap sebagai hiburan sampai akhirnya industri kreatif berkembang sebagai industri yang tumbuh dengan kekuatan yang lahir secara organik dari komunitas,” kata Glenn.

Ia bersyukur saat ini industri kreatif mendapat porsi besar untuk turut menyuarakan hak-hak kehidupan. Sekarang, ujar Glenn, ia merasa tengah berada di fase industri kreatif mendapat angin segar. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home