Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 12:01 WIB | Jumat, 22 Januari 2016

DBD Merebak, PMI Darurat Stok Darah

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Caruban, Kabupaten Madiun, Jatim, Rabu (20/1). (Foto: Antaranews/Fikri Yusuf)

JAMBI , SATUHARAPAN.COM – Meningkatnya jumlah penderita deman berdarah dengue (DBD) di sejumlah daerah, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jambi, Provinsi Jambi, kehabisan stok darah, karena banyaknya permintan dari pasien, terutama yang terjangkit penyakit demam berdarah atau DBD di kota itu.

Direktur Pengendalian Mutu Unit Transpusi Darah PMI Kota Jambi, dr Anggi Maladi M Kes di Jambi, Jumat (22/1), menjelaskan saat ini nyaris di seluruh rumah sakit di kota dipenuhi pasien terjangkit DBD.

"Saat ini, sekitar 80 persen pasien di rumah sakit yang ada di Kota Jambi ini penuh dengan pasien DBD. Karenanya banyak pasien dari berbagai rumah sakit yang membutuhkan darah," kata Anggi, seperti diberitakan Antara.

Dijelaskan, sehari pasien yang membutuhkan darah mencapai 60 kantong. Sementara PMI hanya mampu menghasilkan darah dari pendonor sebanyak lima kantung per hari.

"Maksimal dalam sehari darah yang dibutuhkan sebanyak 60 kantong rata-rata untuk pasien DBD, saat ini stok darah di PMI Kota Jambi hanya 30 kantong untuk golongan dan tiga kantong AB. Sedangkan golongan darah A dan B dipastikan kosong," katanya.

Sebab itu, pihaknya meminta perhatian serius dari pemerintah Provinsi Jambi untuk membantu menyosialisasikan ke masyarakat agar mendonorkan darah mereka.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Andi Pada mengatakan, untuk menangani meningkatnya penyakit DBD, saat ini pihaknya telah menyurati pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih.

Mulai dari lingkungan keluarga, katanya sampai dengan tempat-tempat umum dan mengadakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Demikian pula yang terjadi di Indramayu, stok darah di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, semakin menipis. Hal ini terjadi akibat melonjaknya jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

Jumlah pasien DBD di Kabupaten Indramayu beberapa waktu terakhir ini mengalami peningkatan signifikan. Tingginya penderita DBD berpengaruh pada meningkatnya jumlah permintaan trombosit.

Namun, permintaan tinggi tak sebanding dengan stok darah di PMI Indramayu. Stok darah untuk semua golongan saat ini semakin menipis, khususnya golongan darah O yang sejak sebulan terakhir ini mengalami kekosongan stok.

Kekurangan trombosit semua golongan ini disebabkan banyaknya permintaan trombosit darah dari sejumlah rumah sakit di wilayah Indramayu untuk diberikan kepada penderita DBD.

Setiap hari, pihak PMI Indramayu harus mengeluarkan 50 hingga 100 labu darah. "Jumlah tersebut meningkat 50 persen dibandingkan dengan hari hari biasa," kata Direktur PMI Indramayu dr Riyanto Martomidjojo, Kamis (14/1).

Stok darah Indonesia selalu kurang

Kebutuhan darah di Indonesia setiap tahunnya dinyatakan kurang oleh pihak Palang Merah Indonesia (PMI) dari Unit Donor Darah Pusat.

Jumlah kebutuhan darah nasional sebanyak 4,8 juta kantong per tahun. Selama ini, jumlah donasi sukarela (tidak termasuk donor pengganti) selalu berada di bawah kebutuhan. Tahun 2012, jumlah donasi 3,8 juta, lalu turun menjadi 2,8 juta pada 2014. Sementara pada Januari-Juni 2015 baru mencapai 1,2 juta donasi. "Belum pernah mencapai 4,8 juta donasi," kata Kepala Penyediaan Darah Unit Donor Darah Pusat PMI dr Ulfa Suryani, seperti yang dikutip dari kompas.com

Dikatakannya, pemakaian darah seluruh Indonesia rata-rata per hari sebanyak 15.000 per kantong dan kebanyakannya stok darah golongan A yang masih belum bisa terpenuhi.

Ia mengatakan, setiap tahunnya kebutuhan darah yang masuk ke PMI dari seluruh Indonesia hanya berkisar 2,5 juta kantong per tahunnya.

Apabila dipersentasekan PMI membutuhkan stok sebanyak dua persen dari jumlah penduduk Indonesia tapi selama ini kebutuhan darah hanya terpenuhi sebanyak satu persen.

Karena itu, PMI terus mengajak masyarakat untuk aktif menjadi pendonor untuk bisa memenuhi target per tahun secara nasional, yakni empat juta kantong darah. Dengan begitu, jumlah kebutuhan darah baik di pusat maupun daerah bisa terpenuhi.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home