Loading...
INDONESIA
Penulis: Kartika Virgianti 22:11 WIB | Kamis, 16 Oktober 2014

Di Silaturahmi DKI 2014, Jokowi Beberkan Kelemahan Ahok

Jokowi dan Basuki berdiri di barisan bersama para pejabat DKI. (Foto: Kartika Virgianti)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Siapa yang menyangka, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) yang menghadiri acara silaturahmi DKI Jakarta 2014, mengungkapkan kelemahan rekannya sendiri, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Orangnya keras, bicaranya tajam, tetapi… Saya ingin membuka apa adanya, hatinya sangat lembut, kalau ada orang datang ke sambil menangis, hatinya langsung ‘terenyuh’, pasti pulangnya dapat sangu, kalau saya belum tentu. Itu bedanya Jokowi dan Basuki. Tapi kalau bekerja kami berdua sama. Saya titip kepada warga DKI untuk memberi dukungan penuh kepada Basuki dan kepada pemerintah pusat,” kata Jokowi di Istora Senayan, Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (16/10).

Acara yang bertema “Jakarta Baru, Jakarta Kita Semua” ini turut dihadiri pejabat dari unsur birokrasi, yakni Sekretaris Daerah DKI, Saefullah, Ketua DPRD DKI, Prasetyo Edi Marsudi, kepala Satuan/Unit Kerja Perangkat Daerah (SKPD/UKPD), wali kota, bupati, camat, lurah, pejabat dari unsur korporasi yaitu para direktur utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta lembaga kemasyarakatan yaitu para pengurus RT, RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK), ibu-ibu PKK dan Tokoh Masyarakat dari seluruh DKI Jakarta, yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DKI Jakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi kemudian menyampaikan permohonan maafnya karena tepat hari ini ia genap hanya menjabat gubernur hanya selama dua tahun. Kendati demikian Jokowi meyakinkan bahwa DKI merupakan bagian yang sangat penting dari Indonesia, maka persolan Jakarta juga merupakan tanggung jawab Presiden RI, yang juga perlu kerja sama masyarakat dari jajaran birokrasi di DKI mulai dari gubernur, wagub, sekda, wali kota, bupati, kepala dinas, camat, lurah, sampai tingkat LMK, RT RW, dan warga sekalian.

“Perlu saya sampaikan di sini bahwa saya sudah bukan gubernur DKI, pagi tadi surat pengunduran diri saya yang bertandatangan presiden sudah ada, jadi status saya adalah sudah bukan gubernur lagi,” ungkap Jokowi.

Jokowi mengakui, masih banyak hal yang belum dilakukan untuk membuat Jakarta sejajar dengan kota-kota lain, masih banyak persoalan. Namui, Jokowi optimis bahwa ini hanya masalah waktu, sampai semua masalah tersebut bisa diselesaikan.

“Saya yakin gubernur yang baru, dengan didukung pemerintah pusat, pembangunan di Jakarta akan lebih cepat lagi. Contohnya Waduk Ciawi yang sudah lama tidak dibangun karena terkendala pusat, dalam dua tahun ke depan urusan pembabasan lahan bisa selesai, contoh lainnya masalah transportasi di daerah penunjang Jakarta, yaitu bodetabek, ini semua terkendala masalah koordinasi yang sulit ditembus,” Jokowi menguraikan.

“Pak Basuki apabila sudah dilantik bisa langsung bekerja, tapi tidak usah dilantik pun sekarang sudah bisa kelihatan kerjanya,” dia menambahkan.

Sementara itu, Basuki mengaku sangat mengapresiasi pernyataan Jokowi, bahwa Jakarta adalah tanggung jawab presiden. Dia berpendapat, baru kali ini ada presiden yang mengatakan hal demikian.

Basuki mengenang kembali bahwa Jokowi pernah mengatakan ingin mempersiapkan Indonesia menyongsong bonus demografi, masa di mana angkatan kerja berusia produktif jauh lebih banyak dibandingkan yang usia tidak produktif, yakni di tahun 2025 dan puncaknya pada 2028. Namun disayangkan saat ini masih banyak orang tidak sekolah, maka butuh kerja keras untuk mempersiapkan seluruh rakyat Indonesia untuk itu.

“Sebelumnya orang selalu mengatakan Pak Jokowi tidak amanah, tetapi saya selalu mengatakan pada beliau, kalau bapak tidak mau menyeberang Monas ke Merdeka Utara, nanti saya yang akan menyeberang nih, karena tidak mungkin menyelesaikan urusan Jakarta ini kalau tidak dari Merdeka Utara dan Merdeka Selatan,” urai Basuki membeberkan.

“Pernyataan saya itu bukan bermaksud memprovokasi, bagi saya menjadi gubernur tidak perlu mempersiapkan apapun, karena selama ini saya sudah belajar bersama Wong Solo. Bedanya, dulu backing saya gubernur, sekarang backing-nya presiden,” canda Basuki.

Basuki mengungkapkan bahwa dirinya apabila sudah menjabat sebagai gubernur pun tidak akan pindah ke rumah dinas (di Taman Suropati, Red), karena ia merasa lebih nyaman tinggal di rumahnya sendiri yang berada di daerah Pantai Mutiara.

“Saya bilang agar beliau tetap tinggal di sana, sampai nanti Jakarta mengantar ke Istana. Niat saya pribadi sih, ingin lihat juga istana itu seperti apa dalamnya,” guraunya lagi.

Pada akhirnya, Basuki mengajak seluruh warga mendoakan pada Senin, 20 Oktober 2014 mendatang acara pelantikan Jokowi sebagai presiden RI ke-7 bisa berjalan lancar, aman, dan damai. 

“Masyarakat, ada tukang bakso, dan yang lainnya akan menunggu Senin besok, dari Semanggi sampai ke Istana Merdeka, untuk mengantar beliau ke Istana Merdeka. Dan jangan lupa doakan saya juga, karena setelah tidak ada beliau, saya tidak boleh terlalu galak lagi, karena ‘bemper’-nya tidak ada, nanti bisa repot,” tutup Basuki sambil guyon.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home