Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:54 WIB | Senin, 16 Februari 2015

Diagnosa HIV dan Sifilis dengan Ponsel

Smartphone yang mendiagnosis dalam waktu 15 menit apakah seseorang terinfeksi HIV dan sifilis. (Foto: AP)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Beberapa periset telah membuat alat telepon pintar yang bisa memberi tahu petugas kesehatan dalam waktu 15 menit apakah seseorang terinfeksi HIV dan sifilis.

Tes-tes sederhana dan murah yang bisa dengan cepat mendiagnosa penyakit, dan digunakan di bagian-bagian dunia yang sulit dijangkau, sejak lama menjadi tujuan pembuat alat-alat layanan kesehatan. Kini beberapa periset telah membuat alat telepon pintar yang bisa memberi tahu petugas kesehatan dalam waktu 15 menit apakah seseorang terinfeksi HIV dan sifilis.

Sebuah alat kecil yang bisa dipasang pada jack audio telepon pintar, jenis apapun, sekarang bisa melakukan apa yang sebelumnya hanya bisa dilakukan di laboratorium.​

Menurut pembuat peralatan, Sam Sia, insinyur biomedis dari Universitas Columbia di New York, alat ini dihidupkan oleh baterai telepon pintar dan mendeteksi pertanda biologis dua penyakit yang menular lewat hubungan seks.

Kita melakukan tiga hal pada saat yang sama. Satu untuk HIV, dua untuk sifilis dan yang ketiga kita bisa mendapat hasilnya dalam 15 menit. Dan hasil-hasil itu bisa muncul di telepon dan bisa dicocokkan dengan catatan pasien yang tersimpan di server, tempat penyimpanan informasi nirkabel, Cloud.

Menggunakan server Cloud bisa memudahkan akses para dokter, untuk mendiagnosa penyakit-penyakit kelamin. Perawatan yang tepat HIV dan sifilis bisa menghentikan penyebaran penyakit yang berpotensi mematikan.​

Semua unsur dan bahan kimia yang digunakan untuk tes itu terbungkus dalam plastik, dan menggunakan alat sekali pakai. Alat itu menganalisa darah dari satu alat kecil.​

Alat itu diuji dalam uji klinis ibu hamil di Rwanda, yang sangat berisiko menularkan HIV dan sifilis kepada anak-anak mereka.​

Alat itu bekerja sebaik tes darah ELISA, yang biasa digunakan di laboratorium untuk mendiagnosa sejumlah infeksi.

Biaya yang diperkirakan 34 dolar (Rp 343.000)  untuk alat itu dan sekitar 1,50 dolar (Rp 19.000), untuk kaset pembungkusnya, sangat kecil dibandingkan 18.000 dolar (Rp 229.900), untuk peralatan yang diperlukan untuk melakukan tes ELISA.​

Diperlukan waktu 30 menit, untuk melatih petugas kesehatan Rwanda. Sia mengatakan alat tes itu bisa membuat tes dengan telepon pintar terjangkau penggunaannya di negara-negara yang sedang berkembang.

Dalam situasi tersebut, alat ini mungkin akan disimpan oleh petugas layanan kesehatan, sehingga mereka bisa menggunakannya di klinik-klinik meskipun klinik dengan listrik yang tidak stabil, atau mereka bisa membawanya di tas saat mereka berada di lapangan dan melakukan tes kepada pasien di mana saja mereka berada.​

Penggunaan alat ini diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home