Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 14:38 WIB | Sabtu, 11 Juni 2016

Erdogan Merajuk Tak Boleh Baca Alquran di Pemakaman Ali

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menghadiri ibadah menghormati Muhammad Ali di Kentucky Exposition Center pada hari Kamis (9/6) (Foto: AA/middleeasteye.net)

ANKARA, TURKI, SATUHARAPAN.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tiba-tiba memutuskan pulang ke Turki dari kunjungan ke AS sebelum ia menghadiri pemakaman legendaris dunia tinju, Muhammad Ali. Ia merajuk karena beberapa permintaannya tidak diperbolehkan dilakukan pada acara pemakaman.

Awalnya Erdogan yang telah menyatakan kekagumannya atas Muhammad Ali sebagai petinju dan pahlawan Muslim, tidak membuat pernyataan pada saat kedatangannya di Istanbul. Kantornya pun tidak memberikan penjelasan mengapa ia kembali lebih awal.

Namun, laporan-laporan media dengan jelas mengemukakan penyebab merajuknya presiden dan membatalkan kehadiran pada pemakaman Muhammad Ali.

Salah satu laporan mengatakan  pemimpin Turki itu jengkel setelah panitia pemakaman menolak permintaannya untuk meletakkan sepotong dari kain yang menutupi Ka'bah - terletak di masjid paling suci Islam di Mekkah, Arab Saudi - di peti mati Ali saat upacara pemakaman yang diadakan pada hari Kamis di Kentucky Exposition Cente, Kentucky, AS.

Laporan lainnya oleh Dogan News Agency,  menambahkan, Presiden Turki bertambah marah karena permintaannya agar ulama top Turki - yang telah melakukan perjalanan ke Louisville, Kentucky bersama Erdogan untuk menghadiri pemakaman - untuk membaca ayat Alquran tidak dikabulkan.

Erdogan dan Raja Yordania, Abdullah, dijadwalkan untuk berbicara saat pemakaman. Namun, acara mereka dihapus karena sudah ada dua pembicara lain.

Selain itu, sempat terjadi ketegangan antara pengawal pribadi Erdogan dengan pasukan keamanan AS. Petugas keamanan AS dilaporkan ingin berdiri di tempat yang sama dengan tempat para pengawal pribadi Erdogan saat ia hendak masuk ke mobilnya.

Juga muncul rumor yang mengatakan bahwa pemakaman Ali bisa ricuh bila Erdogan dengan Fethullah Gulen, pemimpin Gerkaan Hizmet, bertemu di acara itu. Hizmet pekan lalu dicap teroris oleh pemerintah Turki.

Sebelum pulang ke Turki, Erdogan menghadiri acara berbuka puasa yang diadakan untuk menghormatinya oleh komunitas Meskhetian Turki yang berbasis di AS - sebuah kelompok etnis yang diusir dari tanah air mereka oleh Stalin pada tahun 1944 - dan juga untuk memberikan penghormatan terkahir kepada Muhammad Ali.

"Muhammad Ali menarik kekaguman kita karena, meskipun banyak rintangan, ia terus berjalan di jalan yang ia yakini benar, setelah memeluk Islam pada usia 22, di negara seperti Amerika Serikat," kantor berita pemerintah Turki, Anadolu,  mengutip pidato Erdogan dalam acara berbuka puasa itu.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home