Loading...
BUDAYA
Penulis: Francisca Christy Rosana 16:30 WIB | Rabu, 03 Desember 2014

Festival Teater Jakarta Angkat Suara Kebebasan Seniman

Ajang Festival Teater Jakarta (FTJ) 2014 akan digelar mulai Jumat (5/12) hingga Senin (15/12) di dua tempat, yaitu Teater Kecil (Taman Ismail Marzuki) dan Teater Luwes (Insitut Kesenian Jakarta). (Foto: dkj.or.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ajang Festival Teater Jakarta (FTJ) 2014 yang akan digelar mulai Jumat (5/12) hingga Senin (15/12) di dua tempat, yaitu Teater Kecil (Taman Ismail Marzuki) dan Teater Luwes (Institut Kesenian Jakarta) mengangkat suara kebebasan para seniman olah peran. 

Dengan tema "Bebas" yang diusung ini, FTJ mengajak para peserta festival lebih bebas mengekspersikan muatan artistik dan tematik dalam karyanya.

“Lewat tema bebas, akan menjadi luas. Kebebasan tidak hanya kebebasan, tapi di situ ada harapan baru yang akan muncul,” kata Dewi Noviami, Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta.

FTJ yang sengaja digelar akhir tahun ini bertujuan merangkum peristiwa yang terjadi selama setahun di Kota Jakarta, khususnya dalam bidang keseniant teater.

“Desember menjadi momen yang tepat untuk merunut rekam jejak dan kilas balik proses kreatif perteateran di Jakarta,” kata Dewi.

Dalam FTJ tahun ini, sebanyak 18 grup teater akan unjuk kebolehan.

Ketua Pelaksana FTJ Malhamang Zamzam mengatakan kelompok teater yang akan tampil antara lain Teater Lugas, Teater Samudra Indonesia, Teater Ghanta, dan Komunitas Ranggon Sastra.

“Mereka mengolah dengan bahasa pembongkaran, adaptasi, dekonstruksi, dan rekonstruksi. Mereka tak mau menelan begitu saja, mereka bisa menakar dramaturgi, naskah, dan segala sesuatunya,“ kata Madin.

FTJ yang didirikan sejak 2973 awalnya bernama Festival Teater Remaja Jakarta.  FTJ merupakan ruang bagi para pelaku seni, khususnya di bidang teater untuk menuangkan kreativitas.  FTJ hadir sebagai akses pengetahuan, informasi, pemberdayaan, dan tempat berkarya.

“Festival Teater Jakarta tak boleh hanya menjadi tempat untuk eksperimen dan rumah teater, tetapi harus menjadi tempat untuk berekspresi dan menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru,” kata Alex Sihar, pengurus harian Dewan Kesenian Jakarta. (dkj.or.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home