Loading...
SAINS
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 18:30 WIB | Kamis, 14 November 2013

Gaya Hidup Ramah Lingkungan Jadi Bahasan Penting di Workshop Internasional di Bali

The 4th International Workshop for Environmental Human Resources Development di Bali. (Foto: dari menlh.go.id)

BALI, SATUHARAPAN.COM – Tanggal 6-9 November 2013, Indonesia baru saja menjadi tuan rumah kegiatan Internasional ke-4 Workshop Pembangunan Sumber Daya Manusia untuk Lingkungan Hidup. Salah satu topik yang menjadi sorotan dalam kegiatan tersebut adalah green lifestyle atau gaya hidup ramah lingkungan. Kegiatan ini diinisiasi oleh Pemerintah Korea bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia.

Workshop yang diadakan di Bali tersebut membuat delegasi dari Korea, Vietnam, Pakistan, Srilangka, Kamboja dan Indonesia saling berbagi pengalaman untuk mengajak masyarakatnya mempraktekkan gaya hidup ramah lingkungan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Peserta juga diajak melihat secara langsung kehidupan dan kegiatan sekolah serta kampung adat yang telah menjalani kehidupan ramah lingkungan sebagai gaya hidup mereka yaitu di SMA 5 Denpasar dan Desa Adat Panglipuran di Kabupaten Bangli.

Pentingnya Green Lifestyle

Gaya hidup ramah lingkungan adalah perilaku kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan sumber daya alam misalnya air dan energi alternatif untuk listrik, penggunaan teknologi dan transportasi sehari-hari yang ramah lingkungan, meminimalisasi pencemaran lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi penggunaan kantong plastik, dan meminimalisasi timbulan sampah dari produk atau makanan yang dikonsumsi.

Green lifestyle termasuk dengan apa yang disebut green skills, atau bentuk kecakapan yang dalam prakteknya berkontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan. Misalnya, composting (membuat pupuk), membuat lubang biopori (silindris), menanam dan merawat tanaman.

Cheruddin Hasyim, SKM, M.Si mewakili Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Komunikasi Lingkungan dan Masyarakat menyatakan bahwa adopsi gaya hidup ramah lingkungan akan mengambil perannya untuk mendukung pencapaian pembangunan, dan menjadi bagian penting dalam perubahan iklim.

Sementara, hasil survei membuktikan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia akan gaya hidup ramah lingkungan masih sangat rendah.

Promosi Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Peserta dalam workshop ini berpendapat bahwa promosi yang paling efektif adalah dengan memberikan pelajaran khusus tentang lingkungan hidup di sekolah. Sehingga para siswa mendapatkan pengetahuan dan langsung mempraktekkannya sehari-hari. Misalnya Eco School di Kamboja, Eco Clubs di Srilanka, dan Green Club di Pakistan. Di Indonesia sendiri disebut dengan nama Adiwiyata.

Sedangkan di Korea dan Vietnam, mereka mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan dengan cara membangun ekonomi hijau (green growth) sebagai arah dan visi mereka. Dalam kerangka tersebut, masyarakat akan dipersepsikan sebagai konsumen yang harus dirangkul untuk mewujudkan green economy.  

Oleh karena itu, pemerintah Korea memberikan insentif bagi pengguna bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan seperti Green Home Carbon Point Program, Green Consumption Festival, green store Designation Program, dan Green Credit Card Initiative. (menlh.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home